Page 25 - DASAR-DASAR KEFARMASIAN FIX-converted
P. 25

n.  Plasma half- life (eliminasi)

                   Turunnya kadar plasma obat dan lamanya efek tergantung pada kecepatan
              metabolisme dan ekskresi. Kedua faktor ini menentukan kecepatan eliminasi
              obat, yang dinyatakan dengan pengertian masa-paruh (plasma–t ½ atau half-life
              eliminasi), yaitu rentang waktu dimana kadar obat dalam plasma pada fase eliminasi
              menurun sampai setengahnya.
                   Setiap obat memiliki masa paruh yang berlainan dan dapat bervariasi dari 23
              detik (adrenalin) dan 2 tahun lebih (obat kontras Iod organis). Half-life obat juga
              berlainan pula untuk binatang percobaan dan bahkan  untuk setiap individu terkait
              dengan variasi individual, sehingga data t- ½ yang tercantum pada literatur hanya
              merupakan angka rata-rata.
                   Kecepatan eliminasi obat dan kecepatan t ½ tergantung dari kecepatan
              biotransformasi dan ekskresi. Obat dengan metabolisme cepat maka half-life juga
              singkat, misalnya insulin yang diberikan secara sub kutan, t ½ -nya dalam waktu
              40 menit. Sebaliknya zat yang tidak mengalami biotransformasi , atau obat dengan
              siklus enterohepatis, atau juga obat yang diabsorpsi kembali oleh tubuli ginjal,
              dengan sendirinya t ½ nya juga panjang. Obat-obat yang terikat dengan protein
              plasma yang tinggi juga akan mempunyai t ½ yang panjang dibandingkan dengan
              obat yang sedikit terikat dengan protein plasma.
                   Fungsi organ-organ eliminasi penting sekali, karena kerusakan hati dan ginjal
              dapat mempengaruhi t ½ obat (meningkat sampai 20 kali). Cara pemberian obat
              juga dapat mempengaruhi waktu t ½ obat, misalnya t ½ penisilin pada pemberian
              secara intra vena adalah 2-3 menit, sedangkan pada pemberian oral dapat mencapai
              1-2 jam.



              4.  Prinsip-prinsip Farmakodinamik


              a.  Mekanisme kerja obat
                   Secara garis besar dikenal dua jenis mekanisme kerja obat yaitu melalui
              perantara reseptor dan tanpa melibatkan reseptor, seperti yang digambarkan pada
              bagan dibawah ini.
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30