Page 22 - DASAR-DASAR KEFARMASIAN FIX-converted
P. 22
• Distribusi fase pertama
Terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya sangat
baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak.
• Distribusi fase kedua
Jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak sebaik
organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak
Penetrasi dari dalam darah ke jaringan pada proses distribusi seperti pada
absorbsi juga sangat bergantung kepada beberapa hal, khususnya :
1. Ukuran molekul
2. Ikatan pada protein plasma
3. Kelarutan dan sifat kimia
4. Pasokan darah dari organ dan jaringan
5. Perbedaan pH antara plasma dan jaringan
Molekul obat yang mudah melintasi membran sel akan mencapai semua cairan
tubuh baik intra maupun ekstra sel, sedangkan obat yang sulit menembus membran
sel maka penyebarannya umumnya terbatas pada cairan ekstra sel. Berdasarakan
sifat fisiko kimianya, berdasarkan ruang distribusi yang dapat dicapai, dibedakan 3
jenis bahan obat :
1. Obat yang hanya terdistribusi dalam plasma
2. Obat yang terdistribusi dalam plasma dan ruang ekstrasel sisa
3. Obat yang terdistribusi dalam ruang ekstra sel dan intra sel
Beberapa obat dapat mengalami kumulatif selektif pada beberapa organ
dan jaringan tertentu, karena adanya proses transport aktif, pengikatan (affinitas )
jaringan dengan zat tertentu atau daya larut yang lebih besar dalam lemak. Kumulasi
ini digunakan sebagai gudang obat (yaitu protein plasma, umumnya albumin,
jaringan ikat dan jaringan lemak).
Salah satu kumulasi yang terkenal adalah glikosid digitalis yang dikumulasi
secara selektif di otot jantung (sebagian kecil dalam hati dan ginjal). Diketahuinya
kumulasi obat pada jaringan ini juga bermanfaat untuk menilai resiko efek samping
dan efek toksisnya.
Selain itu ada beberapa tempat lain misalnya tulang, organ tertentu, dan cairan
trans sel yang dapat berfungsi sebagai gudang untuk beberapa obat tertentu.
Distribusi obat ke susunan saraf pusat dan janin harus menembus sawar khusus
yaitu sawar darah otak dan sawar uri (plasenta). Obat yang mudah larut dalam lemak
pada umumnya lebih mudah menembus sawar tersebut.