Page 24 - DASAR-DASAR KEFARMASIAN FIX-converted
P. 24
b. Usia
Pada bayi yang baru dilahirkan (neonatal) semua enzim hati belum terbentuk
dengan sempurna sehingga reaksi metabolismenya lebih lambat, antara lain
pada obat-obatan seperti kloramfenikol, sulfonamida, diazepam dan barbital.
Untuk mencegah efek toksik pada obat-obat ini maka dosis perlu diturunkan.
Sebaliknya pada bayi juga dikenal obat-obat yang metabolismenya lebih cepat
pada bayi seperti fenitoin, fenobarbital, karbamazepin dan asam valproat.
Dosis obat-obat ini harus dinaikkan agar tercapai kadar plasma yang diinginkan.
a. Faktor genetik
Ada orang yang tidak memiliki faktor genetik tertentu misalnya enzim untuk
asetilasi INH dan sulfadiazin. Akibatnya perombakan obat ini dapat berjalan
lebih lambat.
b. Penggunaan obat lain
Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan, dapat mempercepat
metabolisme (induksi enzim) dan menghambat metabolisme (inhibisi enzim).
l. Ekskresi
Ekskresi adalah pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama
dilakukan oleh ginjal melalui air seni, dan dikeluarkan dalam bentuk metabolit
maupun bentuk asalnya. Disamping itu ada pula beberapa cara lain, yaitu:
• Kulit, bersama keringat, misalnya paraldehide dan bromida
• Paru-paru, dengan pernafasan keluar, misalnya pada anestesi umum,
anestesi gas / anestesi terbang seperti halotan dan siklopropan.
• Hati, melalui saluran empedu, misalnya fenolftalein, obat untuk infeksi
saluran empedu, penisilin, eritromisin dan rifampisin.
• Air susu ibu (ASI), misalnya alkohol, obat tidur, nikotin dari rokok dan
alkaloid lain. Harus diperhatikan karena dapat menimbulkan efek
farmakologi atau toksis pada bayi.
• Usus, bersama tinja, misalnya sulfa dan preparat besi.
m. Konsentrasi plasma
Pada umumnya besarnya efek obat tergantung pada konsentrasinya di target
site, dan ini sekaligus juga berhubungan erat dengan konsentrasi plasma. Pada obat
yang absorpsinya baik, kadar plasma akan meningkat bila dosis juga ditingkatkan.