Page 112 - ETPEM2016
P. 112
Sanghyang Siksa Kandang Karesian (Pegangan Tentang Hidup
Yang Bijaksana) merupakan naskah berbahasa Sunda Kuna yang
banyak berisi ajaran etika kehidupan secara umum, namun
sebagian di antaranya merupakan etika pemerintahan. Naskah ini
dibuat pada tahun 1518 M, semasa Sri Baduga Maharaja (Prabu
Siliwangi) menjadi Raja Sunda dan Galuh yang berkedudukan di
Pakuan Pajajaran pada th. 1482-1521 M (Suryani, 2011:130).
Karena telah membudaya, oleh penyusunnya dinamai Sabda Sang
Rumuhun atau ‘Ajaran Para Leluhur’ (Ekadjati, 2009:94). Etika yang
terkandung di dalamnya antara lain:
1) Panca gati (5 larangan), yaitu jangan menipu, jangan ikut-
ikutan (mudah ketularan sifat buruk), jangan memasuki rumah
tanpa izin, jangan menetap di majikan, dan jangan
meninggalkan tutur kata yang baik. Menipu ada dua macam
yaitu menipu diri sendiri dan menipu orang lain. Menipu diri
sendiri ialah yang ada dikatakan tidak ada, yang benar
dikatakan salah, dan yang salah dikatakan benar. Tabiatnya
selalu mengada-ada, suka memfitnah dan menyakiti hati orang
lain. Adapun menipu orang lain ialah memetik tanpa izin,
mengambil tanpa meminta, memungut tanpa memberi tahu,
mencuri, merampas, merampok, menyamun, mengecoh,
merogoh kantong orang lain, mencopet, merebut, dan
menggerayangi harta orang yang sedang tidur. Sedangkan
tutur kata yang baik ialah tutur kata yang hormat, sopan,
pantas, merendah, dan santun kepada semua manusia
terutama kerabat (Ekadjati, 2009:183).
2) Dasa Pasanta (Sepuluh Penenteram Hati) yang merupakan
pedoman teknis tentang cara memerintah bagi para pemimpin
96