Page 109 - ETPEM2016
P. 109
kasep nangwa tu iya ngaranya, umeusi ta karah lagu tungkul,
harayhay asak, ta karah candukur, ngarasa maneh kaeusi,..”
Terjemahannya, adapun amal yang sempurna pada diri kita
adalah ilmu padi. Pada saat bertunas sebesar jarum, keluar tiga
daun, saat disiangi, tumbuh dewasa, keluar kuncup seperti
bulu hidung, mekar buah, ya menunjuk langit, ya mengadah,
indah tampang namanya. Setelah berisi, tiba saat mulai
merunduk, menguning masak ya makin merunduk, karena
merasa diri telah berisi ((Atja & Saleh Danasasmita, dalam
Ekadjati, 2009:188).
4) Elmu patanjala (meniru sifat air sungai). Air sungai mempunyai
sifat konsisten dalam mencapai tujuan. Walaupun banyak
rintangan seperti kelokan dan bendungan, air selalu bergerak
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Jika
kepanasan yang amat ekstrem ia menguap, naik ke langit dan
berkumpul menjadi mega, tetapi akhirnya kembali menjadi air
(air hujan). Jika kedinginan yang amat ekstrem, ia berubah
menjadi es, tetapi akhirnya pada saat normal ia kembali
menjadi air. Maknanya, manusia hendaknya memiliki sikap
teguh, tekun dan sabar dalam melakukan perbuatan yang
dinilai baik dalam mencapai tujuan hidupnya walaupun sering
menjumpai berbagai macam godaaan, halangan, dan
rintangan. Ajaran etika tentang hal ini terdapat dalam amanat
yang berbunyi: “Ku na urang ala lwirna patanjala, pata ngaran
cai, jala ngarana apya, hanteu ti burungeun tapa kita, lamuna
bitan apwa teya, ongkwah-ongkwah dipilatwaeun di maneh,
genah dina kageulisan, mulah kasimwatan, mulah kasiweuran
ka nu miburungan tapa, mulah kapidenge ku na carek
93