Page 106 - ETPEM2016
P. 106

Menurut Gibson et al (1997:8), “banyak dari konsep dan praktik

               pada masa lalu telah digunakan sekarang dengan hasil baik.”
                     Etika Sunda dapat diketahui dari beberapa sumber berikut.
                     Pertama, etika dari Amanat Galunggung.
                     Amanat Galunggung merupakan  naskah sejarah beraksara
               dan berbahasa Sunda Kuna yang berisi ajaran etika kepemimpinan
               dalam menjalankan pemerintahan dari Rakeyan Darmasiksa (raja
               Sunda 1175-1297 M) kepada putranya, Sang Lumahing Taman dan
               keturunannya  yang  menjadi  pembesar  negara  (Atja  &  Saleh
               Danasasmita, dalam Ekadjati, 2009:133). Ajaran ini telah dijadikan
               pegangan raja-raja di tanah Sunda pada zamannya, di antaranya

               oleh  Prabu  Niskala  Wastukancana  yang  menjadi  raja  Galuh  dan
               Sunda  yang  dinilai  sukses  oleh  rakyatnya  dalam  menjalankan
               kepemimpinan kerajaan selama 104 tahun ((1371 M-1475 M). Etika
               dari ajaran tersebut antara lain sebagai berikut:
                1)  Tidak  melupakan  sejarah.  Sejarah  merupakan  salah  satu
                    sumber ilmu pengetahuan yang berharga. Dari sejarah dapat
                    ditemukan pelajaran hidup yang positif atau yang negatif bagi
                    kehidupan masa kini dan masa mendatang.  Dari sejarah dapat

                    digali  antara  lain  pengetahuan  mengenai  latar  belakang
                    mengapa  seseorang/suatu  bangsa  bisa  maju  atau  mundur
                    dalam kehidupannya. Kesadaran orang Sunda zaman dulu akan
                    manfaat  sejarah  ditunjukkan  dengan  kehadiran    norma  etik
                    untuk tidak berperilaku ‘lupa kacang pada kulitnya’ atau dalam
                    bahasa Sundanya “teu inget kana purwadaksi” (tak ingat pada
                    asal muasal), karena diyakini bahwa hal itu akan menimbulkan
                    lupa  diri  sehingga  hidupnya  bisa  celaka  di  kemudian  hari.
                    Ajaran etika tentang hal ini terdapat dalam pesan leluhur yang

                                                                              90
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111