Page 102 - ETPEM2016
P. 102
lain, walaupun perlu dicatat bahwa dalam hal ini kebudayaan sering
kali tidak bisa dilepaskan dari agama. Jika dikaitkan dengan
pendapat Taliziduhu Ndraha tadi, dapat dikatakan bahwa pada
masyarakat yang beragama, nilai dan norma etik yang terdapat
dalam kebudayaan pada umumnya merupakan ‘turunan,
penjabaran, atau terjemahan’ nilai-nilai dan norma-norma etik dari
agama yang dianutnya.
Menurut Tylor (dalam Garna,1999:157), kebudayaan adalah
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, dan kemampuan-kemampuan lainnya
serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Honigman (dalam Koentjaraningrat, 1990:186)
mengemukakan bahwa wujud kebudayaan pada umumnya ada 3
(tiga), yaitu:
1) ideas, yakni kompleks ide, gagasan, nilai, norma, peraturan
dan sebagainya;
2) activities, yakni kompleks aktivitas serta tindakan manusia
yang berpola dalam masyarakat; dan
3) artifacts, yakni benda-benda hasil karya manusia.
Ketiga wujud kebudayaan tersebut terdapat dalam berbagai
unsur/bahan kebudayaan setiap masyarakat yang sangat banyak
ragam atau jenisnya. Contoh, dalam sistem bahasa suatu
masyarakat terdapat ideas berupa tatabahasa, activities berupa
gaya berucap, dan artifacts berupa tulisan yang berbeda antara
bahasa suatu masyarakat dengan bahasa masyarakat lainnya.
Dalam konteks keindonesiaan yang multikultur, banyak nilai-
nilai luhur dari kebudayaan masyarakat suku bangsa/daerah/lokal
perlu digali, disebar-luaskan dan diaktualisasikan dalam kehidupan
86