Page 181 - ETPEM2016
P. 181
2) faktor eksternal, yakni kontrol dari luar, yakni pengawasan
fungsional dan pengawasan masyarakat yang kurang intensif.
Pada sisi internal, tingkat pengetahuan dan kesadaran etis aparatur
pemerintah yang rendah dirasakan sebagai salah satu faktor
dominan yang menimbulkan keetikan perilakunya rendah. Keadaan
ini berhubungan dengan kondisi dirinya yang kurang berminat
untuk belajar etika dan keadaan lingkungan keluarga/sosial di
mana mereka dibesarkan kurang peduli pada keetikan. Di sekolah-
sekolahpun porsi pendidikan budi pekerti dirasakan kurang. Jika
predikat ‘orang berpendidikan’ (Sunda, nyakola) pada zaman dulu
menunjukkan kesan orang yang otaknya cerdas dan ahlaknya baik,
maka kesan seperti itu sekarang telah memudar, karena banyak
yang cerdas tapi ahlaknya buruk. Pada sisi eksternal, pengawasan
fungsional dan sosial dirasakan lemah. Dalam hal ini letak
kelemahannya bukan pada frekuensi kegiatan pengawasan tapi
pada kualitasnya (niat dan caranya). Fakta menunjukkan bahwa
kehadiran orang-orang yang bertindak seperti pengawas di kantor-
kantor pemerintahan semakin banyak dan semakin sering,
terutama di instansi yang mengelola proyek/program dengan dana
yang besar. Sepanjang berniat dan caranya baik tentu saja hal itu
bagus pengaruhnya pada keetikan perilaku aparatur pemerintah,
tetapi kalau niat dan caranya tidak baik, justru malah
melemahkannya.
Khusus tentang faktor internal, Taliziduhu Ndraha (2005:237)
berpendapat bahwa faktor-faktor tingkat keetikan tindakan itu
terdiri dari:
165