Page 182 - ETPEM2016
P. 182
1) kebersamaan (equality) diri pelaku dengan orang lain di dalam
masyarakat;
2) kebebasan pelaku untuk memilih alternatif dan mengambil
keputusan bertindak yang sesuai dengan nuraninya (freedom,
liberty, independence);
3) keimanan (faithfulness, credo), kepercayaan (belief, trust),
yaitu dasar bagi suatu pengharapan (hope) pelaku, dan bukti
(proof) akan suatu yang tak terlihat oleh pelaku;
4) kesediaan berkorban (self-sacrifice ability) pelaku; dan
5) pengalaman (experience) pelaku tentang sesuatu yang
berkualitas etis.
Faktor kesatu, kebersamaan.
Fenomena kebersamaan dapat didekati antara lain dengan
teori ketertarikan dan teori sikap. Terdapat 3 (tiga) teori
ketertarikan yang dikemukakan Donald E. Allen, Rebecca F. Guy,
dan Charles K. Edgley (dalam Ahmadi, 1999:229); yaitu teori
kognitif, teori penguatan dan teori interaksionis. Menurut teori
kognitif, ketertarikan seseorang dengan orang lain pada saat awal
disebabkan oleh adanya proses akal, yaitu adanya persetujuan
dasar dan kesamaan pandangan tentang orang lain, tempat dan
benda. Menurut teori penguatan, seseorang tertarik oleh orang
lain pada saat awal disebabkan oleh hadiah atau penghargaan yang
diterimanya. Sebaliknya, ia tidak tertarik bahkan menolak jika
orang lain memberi hukuman atau sesuatu yang bersifat
menghina. Menurut teori interaksionis, seseorang akan tertarik
oleh orang lain karena ada sesuatu yang saling menguntungkannya.
166