Page 195 - ETPEM2016
P. 195

penggajian,  pembinaan,  penilaian,  dan  penempatan  aparatur

               pemerintah  dalam  posisi-posisi  tertentu.    Selama  ini  standar
               kompetensi  aparatur  pemerintah  masih  ditekankan  pada
               keperluan manajemen  dan teknis berupa kompetensi manajerial
               (kompetensi  melakukan  pekerjaan  sebagai  manajer),  dan
               kompetensi teknis (kompetensi melakukan pekerjaan operasional
               tertentu). Kompetensi dalam keetikan perilaku hanya merupakan
               bagian dari kompetensi-kompetensi tersebut.
                      Dari pandangan etika, kompetensi yang sepatutnya dimiliki
               juga oleh aparatur pemerintah adalah apa yang dinamakan dengan
               ‘kompetensi  etik’  (Inggris:  ethical  competency).  Kompetensi  etik

               dapat  dijadikan  penambah  dan  penguat  jenis-jenis  kompetensi
               lainnya. Apalagi jika dikaitkan dengan tuntutan untuk membangun
               pemerintahan yang etis (ethical governance), yaitu pemerintahan
               yang    diselenggarakan  dengan  cara-cara  yang  menjunjung  tinggi
               nilai-nilai  etik  dan  menaati  norma-norma  etik  dalam  membuat
               kebijakan  dan implementasinya.
                     Dari    hasil  pengamatan  ditemukan  fenomena  keetikan
               perilaku aparatur pemerintah yang berragam. Kesatu, ada aparatur

               pemerintah yang secara mental bersikap negatif untuk berperilaku
               etis.  Mereka  cenderung  berbuat  semaunya.  Tidak  begitu  peduli
               pada norma-norma etik yang sepatutnya ditaati. Norma tersebut
               dianggapnya      sebagai    penghalang     untuk     mewujudkan
               keinginannya.  Nasehat  tentang  etika  dari  guru,  tokoh  agama,
               teman,  tetangga,  atasan,  bahkan  dari  orangtuanya  sendiri
               diabaikan. Kedua, ada aparatur pemerintah yang bersikap mental


                                                                             179
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200