Page 78 - ETPEM2016
P. 78
acuan, rujukan, standar, dan ukuran, maka perbuatan manusia
dapat dinilai, apakah baik, benar, bagus, penting, berarti, berguna,
bermanfaat, atau sebaliknya. Karena itu, norma dijadikan alat
untuk menilai secara konkret dan pasti, apakah perbuatan
seseorang/sekelompok orang itu sesuai atau tidak sesuai dengan
sistem nilai yang dianut oleh lingkungannya. Selain itu, dengan
kehadiran norma, maka penilaian akan lebih dapat diketahui secara
terbuka, sepanjang normanya berlaku umum (bukan norma
individu).
Pengertian tentang norma tersebut mengantarkan pada
pemahaman selanjutnya, bahwa norma merupakan pola tingkah
laku yang disetujui dan dianut oleh seseorang/sekelompok orang
pada umumnya dalam melakukan interaksi sosial tertentu.
Penerimaan dan kepatuhan akan norma tersebut sangat penting,
karena jika seseorang tidak mematuhinya maka akan terjadi
disharmonisasi hubungan dengan manusia lainnya.
Dalam kehidupan berorganisasi (organisasi yang formal),
norma memiliki dua bentuk, yaitu norma formal dan norma
informal. Norma formal merupakan norma yang dibuat atau
ditetapkan secara resmi oleh organisasi untuk dijadikan pola
perilaku para anggotanya. Misalnya, kode etik profesi/organisasi
dan tata tertib suatu lembaga. Sedangkan norma informal
merupakan norma yang terbentuk dari kebiasaan perilaku para
anggotanya dalam waktu yang cukup lama (kebiasaan, tradisi)
setelah ketaaatan terhadap norma formal melembaga (ajeg). Jika
norma formal sengaja dibuat/ditetapkan, sedangkan norma
informal tidak sengaja dibuat/dibentuk. Kedua-duanya merupakan
62