Page 76 - ETPEM2016
P. 76
Norma dalam berhubungan dengan alam digunakan untuk
mengarahkan dan menjaga ‘nilai keharmonisan dengan alam’ yang
bersumber dari agama dan ilmu (ilmu alam, biologi, botani, fisika,
mekanika, kimia, dan sebagainya). Semakin tinggi ketaatan
manusia terhadap norma alam (hukum alam), semakin harmonis
hubungannya dengan alam dan karenanya semakin untung.
Sebaliknya, semakin rendah ketaatan manusia terhadap norma
alam, semakin tidak harmonis hubungannya dengan alam dan
karenanya semakin rugi. Tingkat ketaatan terhadap norma alam
ditunjukkan oleh tingkat kemampuan menyesuaikan diri dengan
kondisi alam yang disertai dengan kemampuan dalam
memanfaatkan, memelihara, dan menjaga kelestariannya.
Norma dalam berhubungan dengan sesama manusia
digunakan untuk mengarahkan dan menjaga ‘nilai keharmonisan
dengan sesama manusia,’ yang bersumber dari agama, ilmu (etika,
ilmu-ilmu sosial lain), dan kesepakatan sosial. Nilai keharmonisan
merupakan nilai terminal (tujuan) yang dapat dicapai melalui
penaatan pada norma-norma pengarah dan penjaga nilai-nilai
instrumentalnya (alat) seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang,
kedamaian, kerukunan, ketertiban, dan keteraturan. Norma dalam
hubungan antar sesama manusia ini dapat disebut norma sosial
(social norm). Tentang hal ini, Yudistira Garna (1999:170)
mengemukakan bahwa norma sosial adalah suatu ukuran atau
pandangan tentang suatu ataupun sejumlah tingkah laku yang
diterima dan disepakati secara umum oleh warga suatu
masyarakat.
Norma selalu berpasangan dengan nilai. Dengan kehadiran
norma, nilai yang dianut akan dapat lebih diketahui
60