Page 38 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 38
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
‘bangsa’ lainnya sebagai bangsa besar Indonesia. Oleh karena itu,
peringatan Proklamasi yang kita lakukan pada tanggal 17 Agustus
itu penting sebagai pengulangan memori afektif, agar rakyat selalu
ingat kepada cita-cita proklamasi 1945 yang harus dilaksanakan
dilaksanakan oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses pendidikan
praktis yang memerdekakan dan sekaligus menanamkan semangat
emansipatori subyektifitas atas penduduk di daerah otonom masing-
masing.
Meskipun cita-citanya tentang perempuan modern yang
mandiri dan mampu mencari nafkah sendiri telah menjadi kenyataan,
namun kesadaran akan hakikat dirinya sebagai makhluk yang
berdaulat, memiliki hak untuk hidup layak belum sepenuhnya
disadari oleh perempuan pada umumnya, terbukti dari fakta
banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan terhadap mereka dan
oleh mereka; pelecehan seksual baik di wilayah domestik maupun
publik (di tempat kerja); pelaksanaan hukum yang tidak adil;
diskriminasi di lapangan pekerjaan utamanya bagi buruh wan ita yang
dipekerjakan di pabrik, dan sebagainya. Dari segi hakikat sebagai
makhluk alam, posisi, peran clan fungsinya sebagai pendidik pertama
manusia, dan sebagai sumber peradaban masih kurang mendapat
perhatian dari pihak perempuan sendiri, terbukti dari banyaknya
kenakalan remaja dan korban narkotik. Secara lahiriah, tampak
perempuan sudah mencapai kemerdekaannya dengan banyaknya
jumlah perempuan karir hampir di segala bidang pekerjaan, namun
secara batiniah, masih diragukan, terbukti dari kualitas perempuan di
masyarakat yang belum mampu mengatasi kerapuhan lingkungannya.
Arus gelombang gagasan tersebut juga melanda Indonesia dan
telah menjadi kesepakatan dunia abad 21, bahwa di segala bidang
kehidupan harus berwawasan jender. Gerakan “berwawasan jender”
merupakan arus yang diutamakan dunia dewasa ini, termasuk
Indonesia, dan tampaknya telah diterima secara apnon tanpa
6 6