Page 53 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 53
Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)
Akibat tantangan yang mengancam dan rintangan yang malang-
melintang itulah akhirnya permasalahan semakin akut dan meresap
ke dalam berbagai sistem kehidupan. Mulai dari kehidupan rumah-
tangga hingga kehidupan sosial kemasyarakatan, permasalahan dapat
ditemukan dalam berbagai rupa dan polanya. Tak pelak, suatu
permasalahan yang awalnya sederhana dapat meledak dan
menggoncang segalanya, seketika permasalahan itu bertemu dengan
permasalahan lain dan terakumulasi dalam tegangan tinggi.
Dalam konteks rumah-tangga, permasalahan dapat memicu
fenomena pertengkaran, acuh, pisah ranjang, poligami, hingga
perceraian suami-istri yang menyisakan broken-home dan
keterlantaran anak-anaknya. Adapun dampak permasalahan yang
lebih kompleks, berada dalam konteks politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, keamanan, hingga pendidikan dan keyakinan.
Semua ragam dampak negatif permasalahan ini berasal dari
induk permasalahan di aras kesadaran seputar kesamaan derajat dan
perbedaan fungsional. Andai saja kesadaran adanya kesamaan
derajat dan perbedaan fungsional itu dapat dinyatakan kembali pada
tiap-tiap orang, maka rantai permasalahan akan mudah diurai dan
dilepaskan. Hanya saja, untuk menapaki lorong-lorong kesadaran
hingga melepas belenggu permasalahan itu tidak semudah membalik
telapak tangan dalam kondisi sehat wal afiyat. Perlu adanya
besarnya nyali keberanian, keyakinan, modal, dan tindakan yang
nyata untuk merealisasikannya. Maka maklum saja jika hanya sedikit
dari bangsa ini yang mau dan mampu menyatakan kesadaran mereka
untuk membuang jauh-jauh permasalahan itu.
Permasalahan yang sudah sekian lama mendera, membelenggu,
dan memasung itu pun semakin lama semakin suram dan runyam.
Walau banyak dari bangsa Indonesia yang menyadari adanya
permasalahan yang harus dihilangkan, namun kesadaran saja tidak
mampu membuang permasalahan. Mereka lantas memperdalam
21 21