Page 64 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 64

Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
                                       Perempuan  dalam  Gerakan Kebangsaan

               dicapai. Narima ini berarti ketenangan afektif dalam menerima segala
               sesuatu dari dunia luar, harta benda, kedudukan sosial, nasib malang
               maupun untung.

                   Kecenderungan umum masyarakat modern, tidak begitu hirau
               lagi terhadap persoalan-persoalan metafisis: tentang eksistensi
               manusia, asal mula kehidupan, makna dan tujuan hidup di jagad raya.
               Manusia modern telah kehilangan aspek moral sebagai fungsi kontrol
               dan terpasung dalam sangkar the tyrany of purely material sains.
               Modernisme telah gagal karena telah mengabaikan nilai-nilai spiritual
               transendental sebagai potensi kehidupan, sehingga manusia modern
               termasuk juga perempuan harus membetengi diri dengan latihan-
               latihan batin.
                   Sarana untuk latihan-latihan batin itu dengan melakukan tapa
               brata puja mantra. Hakikat tindakan itu manusia digiring untuk
               mengetahui sangkan paraning dumadi agar manusia tidak terseret
               pada pertarungan dunia yang serba materialistis. Karena pada masa
               kini, kebenaran dalam hidup merupakan kebenaran yang dibingkai
               standar kegunaan, terutama secara ekonomi dan materi.

                   Ajaran lain yang berhubungan dengan latihan-latihan batin bagi
               seorang perempuan ialah sikap eneng, ening, awas, eling, tata, titi,
               teteg, ngati-ati. Artinya; diam, jernih, waspada, ingat, teratur, teliti,
               teguh, dan hati-hati. Sikap ini diperlukan sebagai sarana untuk
               menghadapi tantangan zaman yang semakin keras. Hal ini lebih
               disebabkan oleh kemanusiaan seseorang itu akan selalu membawa
               godaan dan cobaan yang diwujudkan dalam segala macam dan tahap
               keinginannya sampai yang paling halus yang tidak terinsyafi
               (Soemarsaid Moertono, 1984: 163).
                   Seorang  perempuan  yang  hanya  memiliki  kepandaian,
               kekayaan, dan anak, namun tidak diimbangi dengan kepemilikan
               keluhuran budi itu merupakan satu tanda akan timbulnya krisis
               moral. Hal ini dikarenakan tujuan manusia hidup bukan hanya


                                             32
                                             32
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69