Page 63 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 63
Dra. Triana Wulandari, M.SI., dkk. (eds.)
sabar dan tawakal terhadap segala yang diberikan Tuhan baik senang
maupun susah. Orang yang hidupnya ditopang dengan sikap sabar
dan akan mempunyai arah hidup yang jelas yang pada akhirnya akan
menemukan kebahagiaan.
Kepasrahan kepada Tuhan merupakan salah satu sikap hidup
orang Jawa yang sering dikenal dengan ungkapan nrima ing pandum
(menerima apa yang telah diberikan) karena segala sesuatu sudah
diatur. Sartono Kartodirdjo mengatakan bahwa narima itu bermakna
refers to the state of being content or accepting something with full-
ness (1988 : 2). Bagi masyarakat Jawa ungkapan narima merupakan
ungkapan terima kasih atas segala pemberian yang diperoleh dari
Tuhan yang Maha Pemurah. Dengan prinsip hidup nrima ing
pandum, seseorang tidak mempunyai sifat serakah atau iri hati.
Ungkapan nrima ing pandum pada dasarnya merupakan adanya
pengendalian diri dari seseorang agar tidak melanggar ketentuan yang
berlaku. Apabila manusia Jawa patuh terhadap ungkapan ini, tentu
akan selalu eling (ingat) dan waspada (waspada) agar apa yang
diperoleh sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri, yang
penting harus menerima apa adanya yang telah diberikan Tuhan.
Sikap pasrah yang dimaksudkan adalah penyerahan sepenuhnya
kepada kehendak Tuhan setelah melakukan upaya sehingga
keputusan terakhir terletak di tangan Tuhan. Dalam masyarakat Jawa
terdapat konsepsi bahwa manungsa winenang ngupaya, purba
wasesa ing astane Kang Maha Kuwase atau manungsa winenang
angudi, purba wasesa ing astane Gusti. Artinya; manusia berhak
berusaha, (namun) kepastian terletak di tangan Tuhan. Oleh karena
itu, untuk memperoleh kepastian terakhir, segalanya diserahkan
kepada Tuhan.
Sikapnarima ini menjadikan orang yang paling miskinpun dapat
merasa bahagia. Karena kebahagiaannya tidak timbul karena benda
materiil, melainkan dari kepuasan hati terhadap apa yang telah
31
31