Page 62 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 62
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
kepribadian anak sehubungan dengan gencarnya pendidikan yang
hanya mengutamakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan
dengan ilmu pengetahuan inilah, diperintahkannya seorang
perempuan untuk menghormati dan patuh kepada orang tua dan guru.
Hal ini karena orang tua sebagai penyebab kehadiran manusia di
dunia dan yang telah memberikan bekal kepada anak-anaknya. Guru
merupakan orang yang telah memberi petunjuk tentang kebaikan.
Apabila darma tersebut ditunaikan dengan sebaik-baiknya tanpa
pamrih maka akan menjadi sarana mencapai ketentraman batin
(Magnis Suseno, 1996: 147). Dengan ilmu yang telah diperoleh itu
manusia bisa mengembangkan potensinya dan dengan ilmu pula akan
menambah produktivitas kerja.
Kepemilikan kekayaan bagi seorang perempuan kini juga
merupakan suatu keharusan yang mana seorang perempuan dituntut
untuk ikut menunjang kehidupan perekonomian keluarga dengan
cara bekerja (Tatty S.B. Amran, 1991: 81). Perempuan yang ikut
mencari nafkah tambahan juga merupakan salah satu pengembangan
sumber daya manusia, karena suatu saat tidak jarang perempuan
akhirnya menjadi pemimpin yang selalu siap terlibat dalam
persaingan hidup yang semakin keras dan penuh tantangan.
Perempuan tidak cukup hanya memiliki kekayaan, anak dan
kepandaian, tetapi juga harus memiliki keluhuran budi. Keluhuran
budi itu di antaranya keimanan perempuan terhadap Tuhannya,
maksudnya: perempuan harus percaya penuh bahwa Tuhan itu Nyata
Maha Ada, dan perempuan harus percaya penuh dengan kebulatan
tekad bahwa Tuhan itu sungguh-sungguh Maha Esa. Keimanan
kepada Tuhan harus meresapi dan meliputi pikirannya, perasaannya,
perkataannya dan perbuatannya (Damardjati Supadjar, 1985: 14).
Keimanan itu akan menumbuhkan rasa taat kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam arti perempuan harus selalu ingat pada sifat-sifat
Tuhan. Ketaatan itu yang dapat mewujudkan sikap perempuan yang
30
30