Page 229 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 229

218                                                                BAB 5

               memiliki  konsep  warna  yang  terbatas  sulit  memahami  konsep
               warna  yang  disampaikan  oleh  budaya  lain  yang  kaya  dengan
               kosakata  warna.  Ada  suatu  bahasa  yang  mendeskripsikan  warna
               hanya  berlaku  pada  hal  tertentu  saja,  misalnya  orang  Inggris
               mengatakan  rambut  yang  beruban  dengan  kata  ‗grey  hair‘
               sementara  bahasa  Indonesia  mengatakannya  ‗rambut  beruban‘
               atau  ‗rambut  putih‘,  tetapi  orang  Indonesia  tidak  mengatakan
               ‗rambut abu-abu‘ (grey hair).
                     Pengenalan      dan     ungkapan      terhadap     warna      juga
               mempengaruhi industri kosmetik untuk memilih warna yang cocok
               dipasarkan  pada  lingkungan  budaya  masyarakat  tertentu.  Bahasa
               yang  ada  di  dunia  juga  mengungkapkan  kombinasi  atau
               percampuran  warna  yang  beragam  di  samping  juga  memiliki
               pemahaman  yang  berbeda  terhadap  tingkat  kecerahan  atau
               kepekatan terhadap warna. Bahkan ada budaya tertentu yang tidak
               bisa  membedakan  antara  warna  hijau  dan  biru.  Di  Indonesia
               misalnya pada suku Madura, sering dijumpai ketidakjelasan ketika
               mengutarakan  perihal  warna  hijau  atau  biru.  Merupakan  hal  yang
               ironis  ketika  penutur  bahasa  A  mengungkapkan  suatu  warna,
               namun  penutur  dari  bahasa  B  mengatakan  warna  tersebut  tidak
               ada.  Sesungguhnya  penutur  bahasa  B  memilki  warna  tersebut,
               hanya  saja  konsep  warna  yang  dimiliki  tidak  membedakan  warna
               satu  dengan  warna  lainnya  dengan  tegas  dalam  spektrum  warna
               yang  luas.  Demikian  juga  bagi  bangsa  Jepang,  warna  hijau  lebih
               dilambangkan  sebagai  warna  kesopanan.  Bangsa  Jepang  sering
               menggunakan  kanji  aoi  yang  berarti  biru  dibanding  midori  atau
               hijau untuk mengungkapkan warna hijau. Hal ini disebabkan karena
               orang  Jepang  tidak  membedakan  warna  hijau  dan  biru  atau
               dianggap  sama.  Tidak  adanya  perbedaan  ini  terlihat  dari  karya
               sastra  panjang  seperti  manyoushu  yang  berisi  puisi  kuno  Jepang
               yang  didalamnya  hamper  tidak  menggunakan  kata  midori  atau
               hijau  melainkan  kata  aoi  atau  biru.  Namun  masuknya  bahasa
               Inggris  ke  Jepang,  menjadikan  orang  Jepang  juga  harus
               membedakan  ke  dua  warna  tersebut.  Meskipun  pada  lampu  lalu
               lintas  mereka  mengenal  nama  warna  aka  atau  merah,  kiiroatau
               kuning dan ao atau biru atau hijau.
                     Contoh lain dari pemaknaan warna oleh beberapa bangsa di
               dunia,  misalnya  warna  merah  di  India  merupakan  perwakilan  dari
               kehidupan  pribadi  orang  seperti  ketika  wanita  sudah  menikah
               diidentifikasi  dengan  sindoor  pada  tangannya,  di  Afrika  Selatan
               warna  merah  dilambangkan  dengan  suasana  berkabung.  Pada
               bendera  negara  Afsel  juga  memunculkan  warna  merah  yang
               melambangkan  sebuah  kekerasan  dan  pengorbanan  yang
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234