Page 232 - BUKU SOSIOLINGUISTIK DAN PENGAJARAN BAHASA
P. 232

Pemertahanan dan Penelitian Bahasa                                   221

                  dan masalah Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan  (SARA) yang
                  sensitif.  Selain  pada  bahasa,  perilaku  tertentu  yang  dianggap
                  melanggar ketentuan norma maupun sopan santun juga dianggap
                  tabu. Misalnya memberi dan menerima sesuatu dengan tangan kiri,
                  bertolak pinggang saat berbicara dengan orang tua, berbicara saat
                  mulut  masih  penuh  dengan  makanan,  dan  lain-lain  dianggap
                  perilaku yang tabu untuk dilakukan.
                        Ada  cukup  banyak  budaya  yang  ada  di  Indonesia  yang
                  menyebutkan suatu bagian alat vital pada organ  manusia dengan
                  kata ―burung‖. Ungkapan dengan bahasa kiasan melalui metapora
                  tersebut juga dijumpai pada beberapa budaya yang ada di Afrika.
                  Saat  anak  kecil  ingin  buang  air  kecil  juga  dilarang  mengatakan
                  ―kencing‖ melainkan dengan kata ―pipis‖, sedangkan orang dewasa
                  mengatakan ―buang air kecil‖. Penggunaan kata pelembut tersebut
                  juga  bisa  menjadi  tolak  ukur  bagi  bangsa  kita  untuk  melihat
                  kesantunan orang dalam berbahasa. Sementara itu Crowley (1992)
                  menyebutkan  bahwa  bahasa  yang  ada  di  Papua  New  Guinea
                  memiliki  sebutan-sebutan  tertentu  yang  bisa  digunakan  pada
                  percakapan sehari-hari terhadap objek yang ada di lingkungannya,
                  namun  ketika  berbicara  kepada  seorang  mertua,  maka  sebutan
                  terhadap objek tersebut memilki nama yang berbeda.
                        Sudah sejak sangat lama diperbincangkan oleh banyak orang
                  jika  bahasa  itu  dipandang  saling  berpautan  dengan  kebudayaan.
                  Dari  fungsi  bahasa  sebagai  alat  komunikasi  manusia  disini
                  membuat      bahasa     benar-benar     menentukan      cara    berpikir
                  masyarakat, demikian pula dengan perbedaan bahasa juga dapat
                  mengakibatkan  perbedaan  pandangan  tentang  dunia  dalam
                  beberapa  hal.  Hipotesis  Sapir-Whorf  yang  biasa  dikenal  dengan
                  teori  relativitas  bahasa  dan  determinasi  kebudayaan  disitu
                  menyatakan  jika  perbedaan  berpikir  disebabkan  oleh  perbedaan
                  bahasa, jika dibuat untuk menilik ke bahasa Indonesia khususnya
                  serta beberapa bahasa yang ada di negara Indonesia memang ada
                  beberapa  hal  yang  bisa  dibuat  menjadi  rujukan  atas  hipotesis  ini,
                  namun dengan hipotesis ini pun bangsa Indonesia khususnya serta
                  yang  mempergunakan  bahasa-bahasa  di  Indonesia  bisa  dijadikan
                  suatu  pelajaran  berharga  sebab  berangkat  dari  hipotesis  ini
                  bahwasannya  bahasa  dipandang  berpengaruh  besar  terhadap
                  kultur  yang  mewadahi  lantaran  bahasa  menjadi  penentu  cara
                  berpikir  individu-individunya,  bahasa  berpengaruh  besar  terhadap
                  kebudayaan serta menentukan wujud-wujud dari kebudayaannya.
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237