Page 121 - KAWASAN PENILITIAN DALAM PENDIDIKAN BAHASA
P. 121

Bahan Ajar dan Pengembangan                                                    111


                     sepenuhnya  percaya  diri.  Peranan  buku  teks  dalam  hal  ini  menjadi  acuan

                     pembelajaran baik bagi siswa maupun guru di kelas maupun di luar kelas.
                            Buku teks Minna no Nihongo merupakan buku teks yang diterbitkan
                     oleh  Three  Network  (2012),  sebuah  perusahaan  penerbitan  Jepang  dan
                     banyak digunakan sebagai buku utama dalam pembelajaran bahasa Jepang
                     di  tingkat  universitas  di  Indonesia  serta  diklaim  sebagai  buku  teks  yang
                     berbasis pada kompetensi komunikatif. Buku ini digunakan sebagai buku ajar
                     bahkan  menjadi  silabus  buku  di  program  studi  Sastra  Jepang  seperti  di
                     Universitas  Hasanuddin.  Pengajaran  bahasa  Jepang  dasar,  menengah  dan
                     lanjutan semuanya menggunakan buku teks ini, karena buku teks Minna no
                     Nihonggo dianggap memiliki ketersediaan dalam hal buku latihan soal tata
                     bahasa, buku percakapan bergambar, buku latihan kanji, kunci jawaban, buku
                     pegangan  untuk  guru,  buku  menyimak  dan  dilengkapi  dengan  kaset
                     menyimak drill dan latihan menyimak serta video percakapan pendek.
                            Meskipun  demikian  ketersediaan  buku  teks  utama  dan  pendamping
                     dalam pembelajaran berbicara dirasakan masih memiliki banyak kekurangan
                     di  bandingkan  dengan  kemampuan  tata  bahasa  yang  tersedia  dalam  buku
                     teks Minna no Nihongo. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain dalam
                     penggunaan  respon  atau  aizuchi  dalam  percakapan-percakapan  yang
                     dimunculkan. Menurut Kubota (2001) para ahli Barat menggunakan beberapa
                     istilah  yang  berbeda.Menurut  Kubota  terdapat  perbedaan  istilah  yang
                     digunakan oleh para ahli tersebut, hal ini disebabkan  perbedaan kebudayaan
                     antara bangsa Jepang dan bangsa barat. Istilah aisatsu wo utsu  yang berarti
                     ‚give responses to make conversation smoothly‛. Namun jika arti kata aizuchi
                     dicari di kamus berbahasa Inggris maka yang muncul misalnya kata ‚yes or

                     uh-huh‛. Kata ini jelas tidak digunakan dalam aizuchi bahasa Jepang.
                            Respon yang muncul lebih banyak menggunakan boutou aizuchi atau
                     respon  yang  muncul  pada  saat  lawan  bicara  menyelesaikan  kalimat.
                     Sedangkan secara realita, orang Jepang lebih banyak menggunakan tochuu
                     aizuchi  dalam  percakapannya  (Imelda,  2010).  Untuk  memberikan  input
                     aktivitas berbahasa orang Jepang secara natural, maka penulis menganggap
                     perlunya pengajar memberikan pengetahuan tentang jenis dan fungsi aizuchi
                     yang  terdapat  dalam  latihan  tiga  dan  percakapan  buku  teks  Minna  no
                     Nihongo.    Selain  itu,  perlu  juga  diperkenalkan  perbedaan  budaya  dalam
                     aktivitas  berkomunikasi  antara  orang  Jepang  dan  orang  Makassar  secara
                     khusus  dan  orang  Indonesia  pada  umumnya  agar  pembelajar  dapat
                     berkomunikasi secara  natural dan mengaplikasikan nilai-nilai budaya dalam
                     aktivitas  berkomunikasi  orang  Jepang  dengan  menggunakan  aizuchi  atau
                     respon  secara  baik  dan  benar  dalam  arti  pembelajar  juga  harus  dibekali
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126