Page 122 - KAWASAN PENILITIAN DALAM PENDIDIKAN BAHASA
P. 122
112 BAB 4
dengan strategi berkomunikasi yang baik khususnya penggunaan respon.
Oleh karena itu, evaluasi terhadap buku teks dapat ditempuh sebagai salah
satu langkah melengkapi kekurangan dalam buku teks terutama dalam
keterampilan berbicara.
Buku teks tidak ada yang sempurna namun ada beberapa kriteria yang
dapat dijadikan landasan terutama dalam memahami konteks sosiokultural
antara lain: (1) konteks sosiokultural dalam buku teks dapat dipahami; (2) isi
dari buku teks bebas dari informasi dan gambaran atau pandangan terhadap
suatu kelompok sosial atau stereotype; (3) buku teks menyatakan pandangan
positif terhadap asal-usul etnis; (4) isi buku teks menyajikan budaya yang
berbeda-beda; (5) isi buku teks mendiskusikan beberapa karakter umum dari
berbagai wilayah yang berbeda di dunia; (6) isi buku teks membantu
pembelajar menyadari cara berinteraksi menggunakan bahasa pada
kebudayaan berbeda;(7) isi buku teks menampilkan tradisi dan adat istiadat
yang berbeda; (8) dalam buku teks menampilkan tiga atau lebih kebudayaan
yang berbeda; (9) topik yang ditampilkan berada pada ruang lingkup budaya
siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, guru seyogyanya mengajarkan kepada
muridnya budaya berkomunikasi pengguna bahasa dengan baik agar dapat
memahami perbedaan budaya yang ada.
Evaluasi buku teks, menurut McGrath (2000) adalah apa yang dicari
dalam buku teks tersebut tersedia atau tidak. Jika yang dicari tersebut ada
maka tentu akan memberikan nilai tambah pada buku teks tersebut. Evaluasi
buku teks menekankan pada pemanfaatan nilai lebih dalam buku teks, dan
mengadaptasi buku teks lain jika terdapat kekurangan dalam buku teks yang
dipergunakan (Cunningsworth, 1995).
Nihongo kyouikuhou gairon (2004) menjabarkan secara detail tentang
kata ‘strategi berkomunikasi’, yaitu 1) aktivitas berkomunikasi yang dilakukan
dapat menjadi suatu simbol, misalnya ‘bunga mawar’ dapat menjadi simbol
penghormatan atau rasa sopan kepada lawan bicara. 2) Dijelaskan bahwa
pada komunikasi sesungguhnya si penerima kadang-kadang memaknai
pesan tanpa perlu mempertimbangkan maksud si pengirim. Misalnya pada
waktu bertemu dengan seseorang yang berpakaian lusuh maka kemungkinan
kita langsung berekspektasi sendiri bahwa orang tersebut adalah orang yang
tidak memperhatikan penampilan. 3) Komunikasi yang disertai dengan
konteks. Konteks dapat mendeskripsikan standar putusan yang tepat tentang
bagaimana bertingkah laku terhadap lawan bicara, dan bagaimana
memahami dan memaknai pesan yang disampaikan oleh lawan bicara. Jika
komunikasi tidak tepat atau tidak sesuai konteks maka dikhawatirkan
menimbulkan penilaian negatif dari lawan bicara. 4) Komunikasi merupakan