Page 69 - KAWASAN PENILITIAN DALAM PENDIDIKAN BAHASA
P. 69
Model Pembelajaran 59
mahasiswa tanpa merugi dari segi manfaat sebab mahasiswa berusaha
mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia
nyata. Selanjutnya Jhonson (2010) mengatakan bahwa pembelajaran
kontekstual menekankan berpikir tingkat tinggi. Transfer pengetahuan
melalui disiplin ilmu, mengumpulkan, menganalisis, dan mensintesiskan
informasi dari berbagai sumber dan sudut pandang.
Nurhadi (2004) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran
kontekstual perlu memperhatikan prinsip pembelajaran berikut: 1)
merencanakan pembelajaran, 2) membentuk kelompok belajar, 3)
menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri, 4)
mengembangkan keragaman, 5) memperhatikan multi intelegensi, 6)
menggunakan teknik-teknik pertanyaan, dan 7) menerapkan penilaian.
5. Model Pembelajaran Menulis Puisi
Heru kurniawan dan Sutardi (2012) menyatakan bahwa menulis sastra
adalah penciptaan dunia baru, dunia yang berangkat dari fenomena di sekitar
kita yang telah dielaborasi dengan pengetahuan dan imajinasi. Menulis sastra
bukan hanya urusan pikiran saja akan tetapi menulis sastra merupakan
ungkapan rasa dalam setiap fenomena yang dikreasikan dengan rasio dan
fantasi. Berikut model-model pembelajaran menulis puisi.
a. Model Spender. Spender dalam Tarigan (1991) menyebutkan
setidaknya diperlukan lima hal untuk menciptakan puisi, yaitu: 1)
konsentrasi, 2) inspirasi, 3) kenangan, 4) keyakinan, dan 5) lagu.
b. Model Jabrohim Chairul Anwar dan Suminto A. Sayuti (2003)
mengemukakan tahapan penulisan puisi berdasarkan pengakuan para
penyair. Tahapan menulis kreatif secara teknis dalam menghasilkan
puisi, yaitu: 1) tahapan prestasi, 2) tahapan inkubasi, 3) tahapan
ilusinasi, dan 4) tahapan verifikasi.
c. Model Alwasilah. Model Alwasilah (2008) menyarankan teknik
kalaborasi, yaitu: 1) ide awal yang berupa perasan atau memori, 2)
tulisan yang lima puluh kata atau frase yang muncul dari objek yang
diamati yang akan menjadi fokus puisi, 3) tulisan gagasan yang ada
dalam bentuk puisi, 4) baca dengan nyaring, 5) kalaborasi dengan
orang lain untuk mendapat komentar, 6) baca komentar dan saran
dari orang lain kemudian tulis ulang puisi yang dibuat berdasarkan
komentar yang diberikan.
d. Model Kurniawan. Heru Kurniawan dan Sutardi (2012) menyatakan
bahwa menulis kreatif bukanlah aktifitas yang bersifat impresif, tetapi
aktifitas sistematik universal, yaitu suatu aktifitas yang bersifat umum.