Page 48 - Cooperative Learning
P. 48
38 BAB 3
bahan pelajaran serta metode yang digunakan dalam pembelajaran.
Dengan adanya perubahan kurikulum maka seyogyanya cara
berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan
sosial), juga mengalami peningkatan, memperhatikan kebutuhan
peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program
pendidikan yang akan dicapai (Brown, James D., 1995).
Audrey Nichols & S. Howard Nichools, dalam Oemar Hamalik
(2008) mengatakan pengembangan kurikulum adalah perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk
membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan
menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada
diri siswa.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP, fokus
pembelajaran tertuju pada guru atau TCL dan hal ini mengakibatkan
siswa tidak mampu menggali potensi dirinya sendiri. Perubahan
Kurikulum 2013 mengganti fokus pembelajaran dari guru atau TCL
ke siswa atau SCL. Meskipun demikian, awal kemunculan Kurikulum
2013, masih sangat menonjolkan administrasi yang sangat
membebani guru serta tidak berkonsentrasi pada bagaimana
penerapan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran misalnya materi,
metode, silabus dan sebagainya. Sekolah lalu diberikan kesempatan
untuk boleh meneruskan penggunaan kurikulum ini atau
menghentikan penggunaan kurikulum tersebut. Selama masa
penghentian sementara waktu dan perbaikan tersebut, pemerintah
gencar mensosialisasikan berbagai pelatihan-pelatihan tentang
penerapan Kurikulum 2013 baik beruapa cara penggunaan buku
dan silabus, penulisan administrasi, serta metode mengajar yang
berbasis pendekatan saintific. pengajaran, hingga penerapannya
pada tahun 2017 serentak di seluruh Indonesia.
Bahasa Jepang sebagai salah satu bahasa asing yang
dimasukkan di sekolah ini telah berubah posisi dari mata pelajaran
menjadi lintas minat.Meskipun demikian, siswa yang berminat untuk
belajar bahasa Jepang karena menyukai bahasa dan budaya Jepang
sangat banyak dibanding bahasa asing pilihan. Antusias yang begitu
baik oleh peserta didik hendaknya menjadi suatu dorongan bagi
pengajar untuk senantiasa berkreasi, berinovasi dengan