Page 59 - Cooperative Learning
P. 59
Implementasi Cooperative Learning di Tingkat SMA 49
eksapatori, 8) Manajemen waktu yang belum memadai dalam
pembelajaran collaborative learning karena terkadang terganggu
dengan faktor-faktor eksternal seperti pemadatan mata kuliah yang
berimbas pada pengurangan waktu belajar siswa, 9) Belum nampak
pengelolaan nilai dalam pembelajaran cooperative learning yang
berbasis proses dan bukan pada hasil, 10) Aktivitas siswa yang
meningkatkan motivasi dalam belajar bahasa Jepang belum banyak
dilakukan oleh guru partisipan.
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil wawancara di atas, maka dapat
disimpulan bahwa pembelajaran dengan istilahcooperative learning
belum popular untuk partisipan guru. Partisipan lebih mengenal
grup diskusi dengan perspektif tradisional yang sangat berfokus
pada gramatikal di banding memberikan siswa aktivitas grup diskusi
dengan tema yang otentik dan menarik serta menimbulkan
motivasi. Implementasi grup diskusi di kelas masih konvensional
dan partisipan guru belum memahami peranan, prosedur, strategi
grup diskusi yang baik dalam perspektif modern untuk mencapai
communicative competence.
B. Saran
Penelitian ini hanya meneliti partisipan guru bahasa Jepang di
satu sekolah yang berada di wilayah Makassar yang telah
menggunakan Kurikulum 2013, sehingga data yang terhimpun pun
belum maksimal. Penelitian tentang cooperative learning juga dapat
melihat dari segi motivasi, strategi penggunaan dalam pembelajan
dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Akdemir, E. & Ali, A. (2013). From Past to Present: Trend Analysis of
Cooperatif Learning Studies. International Conference on New
Horizons in Education INTE 2012. Procedia-Social and
Behavioral Sciences.