Page 41 - E MODUL LEMBAGA KEUNGAN SYARIAH - NADYA MEYLANI HOTMAIDA SIBARANI - 1834021315
P. 41
PRODUK PENYALURAN DANA (FINANCING)
Secara garis besar produk penyaluran dana kepada masayarakat adalah berupa
pembiayaan didasarkan pada akad jual beli yang menghasilkan produk murabahah,
salam, dan istishna; berdasarkan pada akad sewa-menyewa yang menghasilkan produk
berupa ijarah dan ijarah muntahiya bitamlik (ijarah wa iqtina); berdasarkan akad bagi
hasil yang menghasilkan produk mudharabah, musyarakah, muzzaroah, dan muzaqah;
dan berdasarkan pada akad pinjaman yang bersifat sosial (tabarru) berupa qardh dan
qardh al hasan.
1. Prinsip Jual Beli
a. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana atau tagihan oleh bank
syariah untuk transaksi jual beli barang sebesar harga pokok ditambah
margin/keuntungan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah yang harus
membayar sesuai dengan akad. Dalam proses pembiayaan, bank syariah
membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya, dimana bank membeli barang yang diperlukan oleh
nasabah atas nama bank sendiri sebelum menjual barang tersebut kepada
nasabah sebesar harga jual yaitu berupa harga pokok barang ditambah
keuntungan.
b. Pembiayaan Salam
Salam merupakan bentuk jual beli barang dengan cara pemesanan
berdasarkan persyaratan dan kriteria tertentu sesuai kesepakatan serta
pembayaran tunai terlebih dahulu secara kontan. Pembiayaan salam adalah
penyediaan dana atau tagihan untuk transaksi jual beli barang melalui pesanan
(kepada nasabah produsen) yang dibayar dimuka secara tunai oleh bank
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan dengan nasabah pembiayaan yang
harus melunasi hutang atau kewajibannya sesuai dengan akad. Dalam
menjalankan akad salam, pihak bank terlebih dahulu harus bernegosiasi
dengan calon nasabah pembiayaan melalui akad salam pertama.
c. Pembiayaan Istishna
Menurut jumhur ulama fuqaha, bai‟ al-istishna merupakan suatu jenis
khusus dari bai‟ as-salam. Biasanya jenis ini dipergunakan di bidang
manufaktur. Dengan demikian, ketentuan istishna mengikuti ketentuan dan