Page 99 - E-Modul Evaluasi Pembelajaran Sesuai Kurikulum Merdeka Berintegrasi Nilai-Nilai Ke- Islaman
P. 99
dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian peserta didik menurut
keadaan yang senyatanya.
2) Data hasil observasi dapat mencakup berbagai aspek kepribadian
masing-masing individu peserta didik, dengan demikian
pengolahannya tidak berat sebelah atau hannya menekankan pada
salah satu segi saja dari kecakapan atau prestasi belajar mereka.
Kelemahan evaluasi dengan melakukan observasi adalah:
1) Observasi sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar tidak selalu
dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh para pengajar. Guru
yang tidak atau kurang memiliki kkecakapan atau keterampilan
dalam melakukan observasi, maka hasil observasinya menjadi
kurang dapat diyakini kebenarannya. Untuk menghasilkan data
observasi yang baik, seorang guru harus mampu membedakan
antara, apa yang tersurat, dengan apa yang tersirat.
2) Kepribadian (persinality) dari observer atau evaluator juga sering
kali mewarnai atau menyelinap masuk ke dalam penilaian yang
dilakukan dengan cara observasi. Prasangka-prasangka yang
mungkin melekat pada diri observer (evaluator) dapat
mengakibatkan sulit dipisahkannya secara tegas mengenai tingkah
laku peserta didik yang diamati.
3) Data yang diperoleh dari kegiatan observasi umumnya baru dapat
mengungkap “kulit luar” nya saja. Adapun apa-apa yang
sesungguhnya terjadi di balik hasil pengamatan itu belum dapat
diungkap secara tuntas hannya dengan melakukan observasi saja.
Karena itu observasi harus didukung dengan cara-cara lainnya,
misalnya dengan melakukan wawancara.
b. Angket (Questionnaire/ Istifta = ء اتفتس إ)
Angket (questionnaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam rangka penilaian hasil belajar. Berbeda dengan wawancara
dimana penilai (evaluator) berhadapan secara lansung (face to face)
dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya, maka dengan
menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil
belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja,