Page 69 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 69
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 63
Rasa Putus Asa (psychis staleness)
Gangguan kejiwaan yang seringkali muncul dalam olahraga adalah rasa putus
asa. Keadaan ini disebabkan karena atlet berharapan besar untuk berprestasi dengan
cara berlatih dengan giat, tekun, dan terus menerus. Pada permulaan waktu latihan,
atlet mengalami peningkatan, kurun waktu selanjutnya prestasinya berhenti,
prestasinya mengalami kemacetan, tidak meningkat prestasinya dan jauh dari harapan
sebelumnya. Atlet tersebut berusaha latihan giat kembali mengatasi keadaan, tetapi
justru prestasinya merosot. Atlet merasa putus asa, dan mengalami perubahan
kepribadian dan tingkahlakunya. Putus asa juga dapat terjadi karena rencana latihan
yang tidak tepat dan kegagalan dalam pertandingan secara berturut-turut.
Morehouse dan Rasch (19 ) menjelaskan bahwa staleness adalah perasaan
lesu, jemu, perasaan kesal dan dendam terhadap semua yang berhubungan dengan
latihan. Gejala yang sering timbul pada atlet yang mengalami staleness antara lain (a)
seluruh badan terasa lelah, (b) kehilangan kontrol, (c) tidak dapat tidur pulas, gelisah
(d) seringkali pusing, (e) hilang nafsu makan, (f) sulit ke belakang, perut mules, (g)
sering gelisah, dan (h) mudah tersinggung.
Cara pemulihan dilakukan dengan cara (a) menghentikan latihan sementara
waktu, dan memberikan alasan mengapa harus istirahat latihan untuk sementara, (b)
diberikan saran dan nasehat untuk tidak tergesa-gesa dalam mencapai tujuan latihan
atau prestasi, (c) bimbing dan lakukan pengawasan dengan penuh kesabaran, berikan
pujian, nasehat yang dapat membangkitkan semangat.
Rasa Gugup dan (nervous breakdown)
Gejala kejiwaan ini diawali dari rasa kebosanan, kemudian mengakibatkan rasa
ketidak-puasan, frustasi, dan selanjutnya menjadi nervous breakdown. Keadaan ini
disebabkan oleh situasi latihan yang tidak menyenangkan dan membosankan,
kurangnya perhatian terhadap atlet, kesejahteraan kurang dan kurang istirahat.
Rasa Cemas (anxiety)
Rasa cemas ini merupakan gejala kejiwaan yang umum dialami atlet. Gejala ini
adalah reaksi terhadap rasa curiga, rasa tidak puas, merasa terancam keamanan
pribadinya, dan perasaan kuatir terancam eksistensinya. Timbulnya gejala tersebut
menimbulkan ketegangan jiwa dan berkembang menjadi anxiety. Atlet yang