Page 75 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 75

Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang    69


                          Pendapat  Brooks  dan  Fahey  (1984)  bahwa  intensitas    latihan  antara    60%
                   hingga 90% dari maximum heart rate reserve (maximum heart rate - resting heart

                   rate)  +  resting  heart  rate.  McArdle  (1981)  memaparkan  bahwa  sebagai  ketentuan
                   umum,  kapasitas  aerobik  akan  diperbaiki  jika  intensitas  latihan  cukup  untuk

                   meningkatkan denyut jantung sampai kira-kira 70% dari maksimum. Ini sama dengan

                   50%  sampai  dengan  55%  dari  kapasitas  maksimum  aerobik  atau  mencapai  denyut
                   jantung 130 sampai dengan 140 kali per menit. Sebagai  metode  pengganti yang sama

                   efektifnya    adalah    menetapkan  training  threshold  yaitu  latihan  mencapai  denyut
                   jantung kira-kira 60% dari selisih antara denyut jantung istrahat dan  denyut jantung

                   maksimal. Ini dihitung dengan rumus: Heart Rate  threshold =  Heart Rate  rest +
                   (Heart  Rate  maximum  -  Heart  Rate  rest).  Intensitas  latihan  fisik  untuk  kelompok

                   latihan anaerobik adalah 80%  Heart Rate Reserve + Heart Rate istirahat.  Fox (1993:

                   431)    menyebutkan  bahwa  latihan  akan    cukup  giat  jika  target  heart  rate  (THR)
                   mencapai antara 60% hingga 90% dari maximum  heart rate reserve (HRR). Janssen

                   (1987:  50)  menyatakan  bahwa  peningkatan  kapasitas  umum  anaerobik  dapat  juga

                   dilatih. Suatu peningkatan energi  tinggi phosphate (contoh: creatine phosphate dan
                   ATP) memungkinkan dengan kerja interval sub-maksimal, intensitas 80% - 90%  dari

                   maksimum, lamanya beban kerja 10 hingga 20 detik dengan istirahat yang cukup lama
                   untuk  mencegah  terkumpulnya laktat yang tinggi di dalam badan.

                          Fox,  Bowers  dan  Foss  (1993)  berpendapat    bahwa  selain  metode  denyut
                   jantung,    cara  lain  untuk  menentukan  intensitas  latihan  yaitu  metode    yang

                   berdasarkan    konsep  ambang  anaerobik  (anaerobic  threshold).  Ambang    anaerobik

                   adalah  intensitas  beban  kerja  atau  konsumsi  oksigen  yang  mana  metabolisme
                   anaerobik dipercepat. Ambang anaerobik adalah keadaan saat penimbunan asam laktat

                   melebihi  batas.  Untuk  mencapai  ambang  anaerobik,  konsentrasi  asam  laktat  dalam
                   darah adalah sebesar 4 mMol/L. Berdasarkan konsep tersebut dibedakan menjadi dua

                   metode yaitu  Minute Ventilation and the Anaerobic Threshold Method  dan  Blood
                   Lactic  Acid  and  the  Anaerobic  Threshold  Method.  Metode  pertama  menyatakan

                   bahwa  ventilasi  semenit  meningkat  secara  linier  dengan  meningkatnya  beban  kerja.

                   Metode kedua dilakukan dengan cara menentukan besarnya asam laktat darah selama
                   melakukan  dua  atau  lebih  beban  latihan.  Conconi  mengembangkan  metode  latihan

                   untuk  menentukan  ambang    anaerobik  tanpa  mengukur  laktat,  sehingga  tanpa
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80