Page 16 - jhana dan umat awam
P. 16
kebenaran, memasuki alam orang-orang superior, melampaui
alam kaum duniawi. Ia tidak dapat lagi melakukan perbuatan-
perbuatan yang karenanya ia dapat terlahir kembali di alam
neraka, di alam binatang, atau di alam hantu; ia tidak akan
meninggal dunia tanpa mencapai buah memasuki-arus.
“Seorang yang baginya ajaran-ajaran ini diterima demikian
hingga tingkat yang mencukupi dengan cara merenungkan
dengan kebijaksanaan disebut seorang pengikut-Dhamma: ia
adalah seorang yang telah memasuki jalan pasti kebenaran …
(ia) tidak akan meninggal dunia tanpa mencapai buah
memasuki-arus.
“Seseorang yang mengetahui dan melihat ajaran-ajaran ini
seperti demikian disebut seorang pemasuk-arus, tidak
mungkin terlahir lagi di alam rendah, pasti dalam tujuannya,
dengan pencerahan sebagai tujuannya.” [9]
Patut dicatat bahwa paragraf ini tidak menyebutkan tentang
jhāna. Sementara pengalaman jhāna sebelumnya tidak
diragukan akan membantu pikiran agar menjadi alat yang
lebih tepat bagi pandangan terang, juga penting diperhatikan
bahwa jhāna tidak disebutkan apakah sebagai penyerta bagi
“memasuki jalan pasti kebenaran” maupun sebagai prasyarat
baginya.
Yang bertentangan adalah bahwa beberapa paragraf lainnya
tentang kedua kandidat pemasuk-arus secara implicit
memasukkan jhāna-jhāna di antara perlengkapan meditatif
mereka. Rincian dari paragraf-paragraf tersebut tidak perlu
12