Page 37 - EBOOK_Falsafah Kepemimpinan Jawa
P. 37

Dua  gagasan  pokok  yang  terdapat  di  balik  lukisan-lukisan  konvensional  ini
               adalah kreativitas (kesuburan dan kemakmuran) dan keselarasan (ketentraman dan
               tata  tertib),  yang  dinyatakan  dalam  suatu  moto  yang  telah  sangat  tua  dan  yang
               begitu sering disebut-sebut oleh elite sekarang ini, yaitu:  tata tentrem karta raharja
               (tertib,  tentram,  makmur  dan  bahagia).  Kesuburan  dan  ketertiban  kedua-duanya
               hanyalah  pemyataanpemyataan  dari  kekuasaan.  Kekuasaan  adalah  kemampuan
               memberikan  kehidupan.  Kekuasaan  adalah  juga  kemampuan  mempertahankan
               keketatan yang lancar dan bertindak sebagai besi berani yang mengatur bubuk besi
               yang  berserakan  menjadi  bidang  daya  yang  berpola.  Sebaliknya,  tanda-tanda
               melemahnya  keketatan  kekuasaan  seorang  penguasa  atau  terpencamya
               kekuatannya  dapat  juga  dilihat  dalam  perwujudan-perwujudan  kekacauan  dalam
               alam,  seperti  terjadinya  banjir,  letusan  gunung  dan  wabah  penyakit,  serta  terlihat
               juga  pada  peri  laku  sosial  yang  tidak  pantas  seperti  pencurian,  keserakahan  dan
               pembunuhan."
                     Peri  laku  antisosial  itu  hanya  merupakan  pratanda  dan  bukan  sebab  dari
               kejatuhannya.  Karena  itu,  seorang  penguasa  yang  pemah  membiarkan  terjadinya
               kekacauan-kekacauan  alam  dan  sosial  akan  amat  sulit  untuk  menegakkan
               kewibawaan  kembali.  Orang  Jawa  cenderung  untuk  percaya  bahwa  seandainya
               penguasa itu masih mempunyai kekuasaan, tentulah kekacauan-kekacauan itu tidak
               akan  pemah  terjadi.  Yokoknya,  kekacauan  itu  terjadi  bukan  karena  kondisi-kondisi
               sosial  atau  ekonomi  yang  otonom  melainkan  karena  kekuasaan  dalam  negara  itu
               telah menjadi kendor dan terpencar.
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42