Page 44 - EBOOK_Falsafah Kepemimpinan Jawa
P. 44
satu bumbung legen, ia bersedia makan dihadapan raja. Dengan cara demikian itu
Gajah Mada akan mudah melihat wajah raja Bali pada saat itu, dan raja tidak boleh
membunuh utusan raja Majapahit ini, apalagi yang bersangkutan sedang menikmati
makanan.
(6) Sopan dan ramah. Gajah Mada sangat sopan dan ramah ketika ia ditanya oleh
Kebo Wawira (Kebo Iwa) dan Pasung Grigis tentang maksud kedatangannya ke Bali.
Gajah Mada diutus oleh raja Jawa yang mempunyai putri yang sangat cantik, tiada
duanya di Wilatikta, dan memuji Kebo Wawira (Kebo Iwa) supaya bersedia mengawini
putri Jawa tersebut. Karena penampilannya yang sopan dan ramah, akhirnya Kebo
Wawira (Kebo Iwa) berhasil ditipu oleh Gajah Mada.
(7) Senantiasa menuntut ilmu pengetahuan, tidak mementingkan kesukaan
duniawi, mempelajari kitab suci, dan melaksanakan upacara yadnya.
(8) Senantiasa melindungi warga dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
menegakkan keadilan.
(9) Seorang pemimpin hendaknya gagah berani, bertanggung jawab, dan tangguh
dalam menghadapi berbagai masalah, tunduk kepada aturan (hukum). Tidak menghina
rakyat jelata, dan tidak menjilat kepada penguasa (atasan).
(10) Menghormati orang bijaksana, menghargai para pahlawan, dan senantiasa
melakukan tapabrata dan semadhi.
Dari sepuluh sifat kepemimpinan itu, sebenarnya kalau dapat dilaksanakan
bangsa ini akan adil dan makmur. Jangakan sepuluh halite, dapat menjalankan lima
saja, seorang pimpinan sudah tergolong hebat. Pemimpin yang handal dapat
menerapkan syarat-syarat tersebut dalam sikap dan perilakunya. Ajaran itu penting bagi
pimpinan, tetapi jika tanpa implementasi juga tidak ada artinya. Kalau diperhatikan,
hampir seluruh ajaran kepemimpinan itu memuat idealism dan gagasan mulia. Ajaran
Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu antara lain sebagai berikut.
1. Wijaya: bersikap tenang dan bijaksana.
2. Matri Wira: berani membela yang benar.
3. Natanggwan: mendapat kepercayaan rakyat,
4. Satya bhakti a prabhu: taat kepada pemimpin/pemerintah.
5. Wagmi wak: pandai bericara dan meyakinkan pendengar.
6. Wicak saneng naya: cerdik menggunakan pikiran.
7. Sarja wopasana: selalu bersikap rendah hati.
8. Dirotsaha: rajin dan tekun bekerja.
9. Tan satresna: Tidak terikat pada satu golongan atau persoalan.
10. Masihi semesta Buwana: bersikap kasih sayang kepada semuanya.
11. Sih Semesta buwana: dikasihi oleh semuanya.
12. Negara Ginang Pratidnya: selalu mengabdi dan mendahulukan kepentingan
negara.
13. Dibya cita; toleran terhadap pendirian orang lain.
14. Sumantri; tegas dan jujur.
15. Anayaken musuh; selalu dapat memperdaya musuh.
16. Waspada Purba wisesa; waspada selalu/introspeksi.
17. Ambeg Paramartha; pandai mendahulukan hal-hal yang lebih penting.
18. Prasaja; hiduplah sederhana.