Page 35 - EBOOK_Struktur Bahasa Jawa di Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur Bagian Utara
P. 35
24
sedangkan morf { ke-} pada data (b) menyatakan 'bilangan tingkat'. Dengan
demikian, dapat ditentukan bahwa kedua morf yang berhomonim itu adalah
morfem yang berbeda. Dapat diketahui bahwa dalam bahasa Jawa dialek
Rem bang terdapat morfem awalan (ke-1) yang menyatakan 'tindakan pasif
tak disengaja' dan morfem awalan (ke-2) yang menyatakan 'bilangan tingkat'.
Dari data tersebut bentuk kata seperti contoh berikut ini.
c. di iris 'diiris'
kriris 'teriris'
dieleq 'ditelan'
keleq 'tertelan'
Morf ( k-} pada data (c) bentuknya mirip dan maknanya sama dengan
morf { ke-} pada data (a). Dapat ditentukan bahwa kedua morf itu adalah
morfem yang sama.
Realisasi morfem (ke-1) ada dua macam, yaitu {ke-} dan { ke-} da-
lam kondisi sebagai berikut:
1) { ke-} menjadi { k-} bila bentuk dasar yang dilekatinya berfonem awal
konsonan dan
2) {ke-} menjadi .{ k-} bila bentuk dasar yang dilekatinya berfonem awal
vokal.
D-.ui data terdapat juga bentuk kata seperti contoh berikut ini.
d. rolas 'dua belas'
karo 'kedua'
patbelas 'empat belas'
kapat 'keempat'
Morf{ ka-} pada data (d) di atas bentuknya mirip danmaknanyasama dengan
morf { ke -} pada data (b ). Jadi, kedua morf itu adalah morfem yang sama.
Realisasi morfem (ke-2) ada dua macam, yaitu {ke-} dan {ka-}. Rea-
lisasi itu dapat bervariasi, kecuali bila bentuk dasarnya bentuk singkat { ro}
( dari { loro } dan {pat} ( dari {pa pat } ). Jadi, tidak terdapat bentuk
{ kero} dan {kepat}. Perlu dicatat bahwa realisasi morfem (ke-2) tidak per-
nah { k-.}. Uraian lebih lanjut tentang beda morfem awalan (ke-1) dan
(ke-2) dapat diikuti pada pembicaraan tentang proses morfofonologis, juga
tentang fungsi dan nosi imbuhan (4.6 Fungsi dan Nosi Imbuhan Ulangan,
dan Majemukan).