Page 37 - EBOOK_Struktur Bahasa Jawa di Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur Bagian Utara
P. 37
26
Morf { m-} pada data {b) itu wujud dan fungsinya sarna dengan morf
{ m-} sebagai realisasi morfem { N-} bila diikuti /b/ dan morf { m-} sebagai
realisasi morfem {me-} bila diikuti fonem /i/ atau /r/.
Telah dideskripsikan bahwa morfem { N-} menjadi { ng-} bila diikuti
vokal misalnya:
{ N-1 +{iris} menjadi ngiris 'mengiris'
{N-} + {etan} menjadi ngetan 'ke timur'
{ N-} + {endhog} menjadi ngendhog 'bertelur'
{N-} + {arit} menjadi ngarit 'menyabit'
\N-} + {obong} menjadi ngobong 'membakar'
{N-} + {uyahi} menjadi nguyahi 'menggarami'
Dctri contoh di atas jelas terlihat bahwa morfem { N-} direalisasikan
{ ng} bila diikuti vokal, bukan { m-} . Dapat disimpulkan bahwa morf
{ m-} pada kata mili dan murub tidak termasuk dalam satu morfem dengan
{me'-} sebab tidak serasi dengan diastribusinya. Ten tu ada morf { m-}yang
lain.
Secara diakronis dapat diketahui bahwa morf { m-J. pada kata, seperti,
mili, mibur, murub, dan mudhun berasal dari {-um-} . Morfem sisipan
{-um-} direalisasikan { m-} bila bentuk dasar yang dilekatinya berfonem
awal vokal dengan disertai penghilangan fonem / u/. Jelasnya, peristiwa itu
terjadi sebagai berikut.
{-um-} +{iii.} menjadi umili menjadi mili
{-um-} + { ibes} menjadi umibes menjadi mibes
-{-um-J + { urub} menjadi umurub menjadi murub
Di samping kata gumantung 'bergantung' terdapat kata gemantung 'ber-
gantung'. Dctlam hal ini terdapat variasi {-um-} dan {-em-} .
Realisasi morfem sisipan {-um-} ada tiga macam, yaitu '{-um-} ,
{-em-} , dan { m-} . Morfem sisipan {--um-} menjadi \-um-} atau
{-em-J apabila dilekatkan pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal:
3.1.7 Morfem Sisipan {-in-}
Morfem sisipan {-in-) dapat diindentilikasi dari deretan morfologis
berikut.
sambi 'sambil'
sinambi 'dikerjakan secara sambilan'