Page 90 - BAHAN AJAR BIOKIMIA DASAR
P. 90
akan terjadi penarikan air dari kelenjar ludah. Mulut menjadi kering dan timbul keinginan
untuk minum untuk membasahi mulut. Bila hipotalamus mengetahui konsentrasi darah terlalu
tinggi, maka timbul rangsangan untuk minum. Pengaturan minum dilakukan pula oleh saraf
lambung. Konsumsi air berasal dari air yang diminum dan diperoleh dari makanan, serta air
yang diperoleh dari hasil metabolisme.
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur
konsentrasi garam dalam darah, merangsang kelenjar pituitary mengeluarkan hormon
antidiuretika (ADH). ADH dikeluarkan jika konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi atau bila
volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan
atau menyerap kembali air dan mengedarkannya kembali dalam tubuh. Semakin banyak air
dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan. Tubuh akan mengeluarkan air secara
terus menerus melalui berbagai cara, antara lain melalui paru-paru yaitu udara yang
dihembuskan, melalui kulit yaitu dalam bentuk keringat dan pada saluran pencernaan
bersama-sama dengan feces sedangkan lewat ginjal, air keluar dalam bentuk urine.
A. Air Sebagai Pelarut
Dibandingkan dengan cairan lainnya, air adalah pelarut yang paling baik. Air
melarutkan atau mendispersi berbagai zat berdasarkan sifat polar yang dimilikinya. Berbagai
zat berupa kristal mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti
kloroform atau benzena. Misalnya air dengan mudah melarutkan kristal Magnesium klorida
walaupun memiliki ikatan ion yang kuat.
2+
-
MgCl2 → Mg + 2 Cl
Untuk memisahkan kedua ion ini diperlukan sejumlah energi yang cukup tinggi,
2+
namun karena sifat kepolaran air, daya tarik antara kutub-kutub air dengan ion Mg dan Cl -
mengalahkan daya tarik antara kedua ion tersebut sehingga garam ini larut dalam air dengan
stabilitas yang tinggi. Beberapa zat yang tidak membentuk ion tapi termasuk dalam senyawa
nonpolar seperti gula, alkohol, aldehida juga larut dalam air. Kelarutannya dalam air
disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (gula dan alkohol) dan gugus oksigen karbonil
(aldehida dan keton) yang cenderung membentuk ikatan hidrogen dengari air.
Air dapat pula mendispersi senyawa amfipatik, yaitu senyawa yang sekaligus
mengandung gugus hidrofobik dan gugus hidrofilik (gugus polar) dalam molekulnya,
misalnya asam lemak. Molekul hidrokarbon yang memiliki Panjang memiliki kecenderungan
untuk membentuk "larutan sebenarnya" sangat kecil. Tetapi rantai hidrokarbon, tersebut
71