Page 87 - BAHAN AJAR BIOKIMIA DASAR
P. 87
Selenium
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein
Fungsi: Enzim selenium peroksidase berperan sebagai katalisator dalam pemecahan
peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida
dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang
ada pada membran sel, sehingga merusak membran sel tersebut. Selenium berperan serta
dalam sistem enzim yang mencegah terjadina radikal bebas dengan menurunkan
konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal
bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup
menghemat penggnaan vitamin E. Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari
kerusakan oksidatif, membantu reaksi oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme,
memindahkan ion melalui membran sel dan membantu sintesa immununoglobulin dan
ubikinon. Glutation peroksidase berperan di dalam sitosol dan mitokondria sel, sedangkan
vitamin E di dalam membran sel Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di
dalam tubuh, mineral mikro ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan
penyakit degenaratif lainnya.
Molibden (Mo)
Nilai molibden dalam makanan bergantung pada lingkungan di mana makanan
tersebut ditanam. Sumber utama adalah susu, hati, serealia utuh, dan kacang-kacangan.
Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidasi, sukfat
oksidase dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti
oksidasi aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit. Oksidasi sulfit berperan dalam
pemecahan sistein dan metionin, serta mengkatalisis pembentukan sulfat dan sulfit. Absorpsi
molibden sangat efektif (kurang dari 80%)
Fluor (F)
Makanan sehari-hari mengandung fluor, namun sumber uatma adalah air minum.
Fluor berfungsi memineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang
dibentuk, pertama terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor.
Kemudian flour akan menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan
membentuk fluoropatit. Pembentukan fluoropatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan
terhadap kerusakan. Fluor diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada
orang dewasa dan orang tua. Penambahan fluoride pada pasta gigi juga melindungi
masyarakat terhadap karies gigi.
68