Page 86 - BAHAN AJAR BIOKIMIA DASAR
P. 86
mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang digunakan sebagai
sumber air. Fungsi Cu: 1) Fungsi utama sebagai bagian dari enzim, dimana enzim-enzim
yang mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan yang berkaitan dengan
reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen, 2) mencegah anemia dengan cara
membantu absorbsi besi, merangsang sintesis hemoglobin, melepas simpanan besi dari
feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim seruloplasmin, 3) Berperan dalam oksidasi
besi bentuk fero menjadi feri, 4) Berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi
melanin, yaitu pigmen dan kulit, 5) Berperanan dalam pengikatan silang kolagen yang
diperlukan untuk menjaga kekuatannya.
Mangan (Mn)
Mangan berkaitan dengan jumlah enzim dalam beberapa proses metabolisme,
termasuk piruvatnya dan karboksilse asetil Ko-A dan dehidrogenase isositrat dalam siklus
krebs dan mitokondria, bentuk mitokondria, dismutase super oksida yang menolong
melindungi membran mitokondria. Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi
metabolik yang penting pada protein, karbohidrat, dan lemak. Pada metabolisme protein, Mn
mengaktifkan interkonversi asam amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase,
dipeptidase. Pada metabolisme karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi
konversi pada oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida. Pada metabolisme lemak, Mn
berperan sebagai kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol,
metabolisme energi dan sintesis lemak.
Krom (Cr)
Sumber krom terbaik adalah makanan nabati.Kandungan krom dalam tanaman
bergantung pada jenis tanaman, kandungan krom tanah dan musim. Sayuran mengandung
30 hingga 50 ppm, biji-bijian dan serealia utuh 30 hingga 70 ppm dan buah 20 ppm. Hasil
laut dan daging merupakan sumber krom yang baik. Krom dibutuhkan dalam metabolisme
karbohidrat dan lipida. Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma
mirip diabetes. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi terhadap
glukosa (glucose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation.Toleransi terhadap
glukosa tampaknya dapat diperbaiki dengan suplementasi krom dibawah pengawasan
dokter. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan bertambahnya umur,
kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.
67