Page 155 - Toponim sulawesi.indd
P. 155
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 141
Gambar 3.3.5
Foto Kapal Uap di
Teluk Kema
tahun 1913
Sumber: Media.
kitlv.nl
Nomor Code 3819
bukit dan gunung yang mempesona, namun udara di siang hari terasa panas
termasuk pandangan mata yang menyilaukan oleh sinar matahari. Pada
musim angin barat, pelabuhan yang paling aman untuk berlindung bagi kapal-
kapal adalah pelabuhan Kema, dibanding pelabuhan Manado, pelabuhan
Tanawangko, dan pelabuhan Amurang. Pelabuhan Kema adalah pelabuhan
kedua terbesar di Minahasa masa itu. Banyak kapal uap yang datang berlabuh
di Kema dan kapal-kapal penangkap ikan paus. Ada juga kapal-kapal lainnya
dengan berbagai tujuan untuk mengambil persediaan bahan makanan dan
air sebagai bekal dalam pelayaran. Kapal-kapal perang Belanda sering juga
labuh di pelabuhan Kema ini (Graafland, 1869: 470-474).
Selain hal baik di atas, ada juga hal yang tidak menguntungkan bagi
kondisi pantai dan pelabuhan ini, yakni pada musim angin, khususnya angin
barat dan musim hujan, pelabuhan ini menjadi tempat kapal berlindung,
sebaliknya pada musim kemarau dan bertiupnya angin tenggara, pelabuhan
Kema sangat baik untuk berlabuh karena lautnya yang tenang. Kondisi pantai
pada musim kemarau terasa tidak baik bagi kesehatan, terutama jika air laut
pasang, maka terdapat kolam-kolam kecil yang seringkali tempat berkembang
biak nyamuk, demikian sebaliknya ketika surut kering maka sering ada bau
yang menyengat dan mengganggu seluruh pemukiman (Graafland, 1869: 12).