Page 157 - Toponim sulawesi.indd
P. 157

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  143

                      Untuk menjaga agar  pemasukan dan  perdagangan berjalan  lancar

                 serta tidak terjadi penyeludupan barang, terutama barang-barang dagangan
                 yang keluar  dan  tidak tercatat  atau terjadinya pencurian barang,  maka

                 oleh pemerintah Belanda, tidak hanya pelabuhan Kema yang dijaga ketat
                 tetapi juga pelabuhan Amurang. Hal ini terjadi karena apa yang diharapkan
                 dari pendapatan di pelabuhan Manado tidak tercapai oleh karena banyak

                 terjadi perampokan dan penyuludupan. Untuk meningkatkan perdagangan,
                 maka pelabuhan Kema dan Amurang disiapkan penjagaan keamanan ± 300

                 pasukan  yang didatangkan  dari Ternate  dengan 6 buah kora-kora  yang
                 mengawasi dan  menguasai lautan.  Di  Kema  sendiri  disiapkan  lebih  dari
                 setengah dari 300 pasukan itu, yakni di pantai Kema disiapkan 200 prajurit

                 dengan 4 buah perahu kora-kora yang selalu siap bila terjadi serangan atau
                 gangguan dari bajak laut Mindanao. 22


























                        Gambar 3.3.6 Foto Kapal Telegraf di Lepas Pantai Kema, Tahun 1914
                                      Sumber: Media.kitlv.nl  Code 874
                    door den afgegaane Resident George Fredrik Durr, aan den aangekomene resident C.
                    C. Predigers”, 26 November 1803. (ANRI/BM 31), No. 65. dalam Raymond Mawikere,
                    1997. “Sekutu dalam Seteru: Gerakan Protes Kristen Minahasa & Latar Belakang Politik
                    Kolonial Etis Akhir Abad XIX sampai dengan Awal Abad XX” (Tesis) Yogyakarta:
                    Pascasarjana UGM. hlm. 114.
                 22   Soal Bajak Laut, lihat Adrian B Lapian. Orang Laut Bajak laut Raja Laut: Sejarah
                    Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Jakarta: Komunitas Bambu, KITLV, ANRI, FIB
                    UGM-UI. Lihat Bab IV- hlm. 117-170.
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162