Page 22 - Toponim sulawesi.indd
P. 22

8    Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               propinsi sendiri atau dalam bahasa administrasi pemerintah kolonial Belanda

               disebut wilayah setingkat Afdeling (Celebes) bersama-sama dengan wilayah
               lainnya di Indonesia. Propinsi Sulawesi kemudian dibagi lagi dalam tingkatan

               wilayah administratif setingkat Kabupaten (Onder Afdeling). Struktur di
               bawah Onder Afdeling adalah Distrik, dan di bawahnya lagi adalah Onder
               Distrik. Pembagian wilayah seperti itu, oleh pemerintah kolonial Belanda

               dilakukan untuk memudahkan pengawasan dan pemungutan pajak.

                       Pada tahun 1905, ketika kerajaan Bone ditaklukan oleh pemerintah
               kolonial  Belanda, maka  beberapa kerajaan  yang ada dalam  pengaruh

               kerajaan  Bone juga secara  lagsung menandatangani  korte  verklaaring
               (penjelasan  pendek) yang menyatakan  kesetiaan  dan  pengakuan atas

               pemerintah kolonial Belanda pada rakyat dan wilayahnya.
                                                                     8
                     Ketika upaya pemerintah kolonial ingin menguasai kembali Indonesia
               dan pada saat yang sama menguat upaya mempertahankan kemerdekaan

               yang diproklamasikan  pada  tanggal 17 Agustus 1945, maka krisis  politik
               melanda Indonesia.   Pemerintah  kolonial  Belanda melakukan  beberapa
               upaya, salah satu di antaranya membentuk negara Indonesia Timur dengan

               nama Republik Indonesia  Serikat.  Belanda membentuk  propinsi  yang
               dinamakan Groot Oost (Timur Besar), ibukotanya adalah Makassar. Wilayah

               yang tergabung dalam propinsi ini adalah seluruh Sulawesi, Nusa Tenggara/
               Sunda Kecil, Kepulauan Maluku, dan Papua Barat.



               1.5  Pembentukan Daerah Otonomi Baru di Sulawesi


                     Sejalan  dengan proklamasi  Kemerdekaan  Indonesia,  salah  satu
               persoalan penting yang dihadapi adalah luasnya wilayah Indonesia yang


               8  Suryadi Mappangara, “Kerajaan Bone Abad XIX” Thesis (Yogyakarta: Universitas
                   Gadjah Mada, 1996). Lihat juga, Esther Velthoen, “Contested Coastlines: Diasporas,
                   Trade and Colonial Expansion in Eastern Sulawesi 1680-1905” Disertation (Australia:
                   Murdoch University, 2002). Juga; Susanto Zuhdi, G.A. Ohorella, and D. Said, Kerajaan
                   Tradisional Sulawesi Tenggara: Kesultanan Buton (Jakarta: Depdikbud, 1996).
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27