Page 226 - Toponim sulawesi.indd
P. 226
212 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
yang bermukim di Pegunungan “W” sebagai penyebutan pegunungan yang
menjadi latar belakang kota Luwuk kalau dilihat dari Laut berbentuk huruf
“W.” Masyarakat itu menamakan dirinya sebagai masyarakat “Keleke”
yang tinggal di Pegunungan “W” atau masyarakat yang menghuni sebuah
Lembah di antara Pegunungan Paka dengan Pegunungan Pongoti di
beberapa kampung yang bernama Kampung Keles, Lumpoknya, Pinampong,
Tomtouan, dan Tandos. Dari Lembah Pegunungan “W” tersebut mengalir
sungai yang bernama Sungai Keleke. Sungai Keleke selain mengalirkan air dari
pegunungan ke Laut juga menjadi jalur perjalanan masyarakat Keleke untuk
berkebun di hamparan kaki Gunung “W’ dan melaut di sepanjang pantai
termasuk teluk Luwuk. Aktifitas perkebunan dan aktifitas melaut masyarakat
Keleke ini yang membuat Kota pantai Luwuk menjadi ramai didatangi oleh
saudagar-saudagar Bugis, Makassar, Buton, Raha (Muna), Gorontalo, Cina,
Portugis, Spanyol, Belanda, Arab, Turki dan lain sebagainya. 57
Letak Kota Pantai Luwuk berada pada posisi 0 sampai dengan 20
0
0
Lintang Selatan, dan 122 Bujur Timur sampai dengan 123 Bujur Barat. Luas
wilayah Luwuk adalah sebesar 132,59 km bujursangkar. Wilayah ini memiliki
latar belakang dua buah Pegunungan Paka dan Pegunungan Pongoti yang
biasa dikenal oleh orang Luwuk sebagai Gunung “W” tersebut. Keadaan
tanah di wilayah ini terdiri atas tanah formasi kwarter yang terdiri atas
pasir liat dan kapur kerang yang dominan terdapat di Pantai Selatan Kota
Luwuk. Sementara itu, tanah formasi tersiar yang terdiri atas tanah neoin
mendominasi daerah pegunungan Paka dan Pongoti di wilayah Keleke dan
Mangkin Piala. Tanah tersebut dijadikan perkebunan karena dikenai oleh
curah hujan rata-rata berkisar antara 955 mm sampai dengan 1.723 mm
pertahun. Sementara hembusan angin memiliki aras dan sifat yang khas
untuk waktu tertentu, seperti Bulan Maret dan Mei bertiup angina Timur,
sementara pada bulan Juni dan Juli bertiup angin Barat, antara Agustus
57 Haryanto Djalumang, Sejarah Kota Luwuk: City History Luwuk (Luwuk: Yayasan LP3M Insan Cita bekerjasama dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten banggai, 2013), hlm. 33.