Page 306 - Toponim sulawesi.indd
P. 306

292     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               berupa bahan makanan. Ciri lain dari kota adalah mengalirnya penduduk

               ke suatu wilayah yang mendukung kelangsungan kehidupan seperti adanya
               sumber air bersih, ketersediaan makanan, dan sebagainya.
                                                                      76
                     Kolaka sebagai pusat  perjumpaan  dan  pusat  pedagangan  memiliki

               pantai, daratan, dan pegunungan. Pantai untuk ruang ekonomi, sosial, dan
               budaya, sedanglan dataran untuk pemukiman dan pertanian. Ruang pantai

               termasuk  lautnya, bila  dilihat  dari perannya dalam  mendukung  tumbuh
               dan berkembangnya sebuah kota, termasuk Kota Kolaka. Basrin Melamba
               menyebutkan bahwa Kota Kolaka sebagai kota Pelabuhan di teluk Bone sejak

               tahun 1906-1942. Basrin melihat bahwa peran pelabuhan begitu dominan
               dalam menunjang perkembangan Kota melalui perdagangan, sehingga kota

               Kolaka disebut sebagai kota Pelabuhan.  Pertanyaannya  adalah, apakah
                                                     77
               semua perdagangan dan unsur lain dari kota selalu melibatkan pelabuhan?
               Manakah yang  paling  dominan  antara aktivitas pantai  dan pelabuhan?

               Pelabuhan adalah ruang ekonomi resmi dan dioperasikan oleh kelompok
               elite yang mewakilili  negara  (penguasa).  Pelabuhan  adalah  ruang yang
               disewa  karena  jasanya.  Oleh karena itu,  tidak  semua masyarakat  kota

               Kolaka menggunakan pelabuhan untuk memasukan dan menyeberangkan
               barang  atau  komoditas  dari  dan  ke kota Kolaka.  Atas dasar  inilah,  kota
               Pantai Kolaka dikategorisasikan. Pedagang dan para pelayar sejak awal abad

               XX jarang sekali masuk menggunakan fasilitas fisik pelabuhan. Umumnya
               mereka  berlabuh  diteluk, lalu  barangnya diangkut  dengan perahu yang

               lebih kecil. Aktivitas ini berlangsung hingga tahun 1980an. Jarang sekali kita
               menyaksikan ada perahu yang bersandar di  pelabuhan,  termasuk dalam
               bongkar-muat barang dagangan. Dalam kasus Kolaka, pelabuhan dibangun

               bukan semata-mata karena tujuan melengkapi kota itu dengan pelabuhan
               tetapi untuk pelabuhan  kapal-kapal  pemerintah Kolonial  Belanda dalam

               rangka mengangkut produksi nikel dan kopra di Kolaka. Meskipun pelabuhan

               76   N. Daldjoeni, Geografi Kota Dan Desa (Bandung: Alumni, 1998), hlm. 2.
               77   Melamba, Kota Pelabuhan Kolaka Di Teluk Bone 1906-1942, 2011.
   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311