Page 333 - Toponim sulawesi.indd
P. 333
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 319
mil sebagai berikut: Tilamuta – 191 mil – Luwuk: - 178 mil – Banggai – 88
mil Pulau Talibabo – 86 mil Banggai – 191 mil – Luwuk – 148 mil Boalemo –
82 mil (kembali) ke Tilamuta. Dalam sebulan dapat melayari route trayek ini
sebanyak 9x dengan type dan ukuran kapal Coaster/750 DWT.
Dalam sebulan kunjungan kapal baik perintis maupun pelayaran
nasional, termasuk bongkar muat barang secara regional di pelabuhan
Tilamuta, dapat mencapai 120-an. Hal ini dapat dilihat dalam manifes
laporan bulanan kegiatan operasional sepanjang bulan Maret 2016; Buku
daftar kapal-kapal yang keluar masuk, berlayar dengan pas tahunan dan
pas kecil di pelabuhan Tilamuta sepanjang bulan Maret 2016. Nama-nama
kapal jenis KMN, seperti KMN Fitria, Sahabat, Inka Mina, Idaman, Nefdena,
Matahari, Merpati, Cahaya Pangkep, yang masuk keluar dari yang bertonase
paling rendah sampai yang tertinggi (tonase kotor) 15, 19, 23, 24, 26, 29,
32, 34 GT. Kapal-kapal ini dalam sebulan dapat keluar masuk 3-4 kali. Pada
umunya, kapal-kapal ini berasal dari Tilamuta, hanya Merpati yang berasal
dari Gorontalo dan Cahaya Pangkep dari Bitung, yang dalam sebulan masuk
keluar lebih dari sekali. Asal pelabuhan Tilamuta dengan tujuan laut dan
kembali labuh dengan membawa hasil laut berupa ikan tongkol-tuna, dan
lain-lain berupa bahan kebutuhan primer.
Untuk dalam negeri, dalam sebulan 3-4 kapal yang bongkar muat
barang, terutama yang datang dari Makassar dan Luwuk dengan membawa
semen, besi, dan lainnya. Adapun kapal-kapal dimaksud, yaitu KM Alken
Pratama (rata-rata masuk keluar pelabuhan Tilamuta, dua kali sebulan) asal
pelabuhan Boalemo tujuan Luwuk, Tilamuta dan sekitarnya; KM Melina asal
pelabuhan Luwuk, tujuan Biringkasi dengan membawa barang jenis Semen
Tonasa 1800 ton; KM Nene Mallomo, asal pelabuhan Makassar, tujuan
Tilamuta dengan membawa barang jenis Semen Bosowa 3000 ton.