Page 157 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 157
157
Presiden b.J. Habibie bersama ainun Habibie Presiden b.J. Habibie di ruang kerja
dalam suatu penerbangan melakukan kepresidenan istana negara bersama
kunjungan kerja ketika menjabat sebagai salah seorang cucu (Pasha, 3 tahun) ,
presiden (sumber: back tohir/setneg). 1998 (sumber: back tohir/setneg).
pembaharuan yang demokratis adalah sangat penting dan pandangan bagi berbagai kalangan di tanah air.
dalam ukuran apapun.) Keprihatinannya pada persoalan bangsa bahkan berkali-
bagi Habibie, demokrasi adalah proses dan demokratisasi kali dilontarkannya pada berbagai ceramah dan pidato yang
indonesia membutuhkan waktu berdekade-dekade: dibutuh- disebutnya: “situasi paradoksal” . menurut Habibie, situasi
kan kesabaran yang revolusioner untuk terus berikhtiar. paradoksal tersebut terjadi karena seolah-oleh kita menderita
Di sinilah kita memahami mengapa Habibie melontarkan “penyakit orientasi”, yaitu wawasan, kebijakan, atau langkah
keinginannya saat usia terus bergerak perlahan dan pasti ke yang sejatinya akan melemahkan produktifitas, daya
barat: menjadi pertapa (manandhita). ya, Habibie ingin menjadi saing, dan bahkan ekonomi kita, dan pada gilirannya akan
seorang pertapa, begawan, yang berarti melepas segala melemahkan bangsa kita secara keseluruhan.”
keinginan berpolitik praktis. Jika pertemuannya dengan elit- apalagi itu penyakit orientasi? menurut Habibie, kita
elit politik digelar, itu semata bagian dari merangkul seluruh lebih mengandalkan sumber daya alam daripada sumber
potensi bangsa. Habibie sadar, seorang manandhita cenderung daya manusia; kita lebih berorientasi jangka pendek daripada
merangkul mereka yang berbeda ketimbang mengelak dan jangka panjang (mentalitas “kasir”); kita lebih mengutamakan
menolak. Jika politik memisahkan, kepanditaan menyatukan. citra daripada karya nyata; kita lebih memilih makro daripada
tetapi jangan kita bayangkan, setelah Habibie mikro ekonomi; kita lebih mengandalkan cost added daripada
berkeinginan mandhita berarti ia kini hanya tinggal di value added (more comparative rather than comparative
rumah tanpa lagi memikiran persoalan bangsa. selepas advantages); kita lebih berorientasi pada neraca perdagangan
tugas-tugas kenegaraan, ia “dipinang” oleh inter action dan pembayaran daripada neraca jam kerja; kita lebih
Council, perhimpunan bergensi mantan-mantan pemimpin menyukai “jalan pintas” (korupsi, kolusi, penyelewengan,
negara di dunia, antara lain, malcolm Fraser (australia), dan sebagainya) daripada kejujuran dan kebajikan; kita
Helmut schmidt (Jerman), bill Clinton, Jimmy Carter (as). lebih menganggap jabatan (power) sebagai tujuan daripada
mereka secara periodik mengadakan pertemuan untuk sebagai sarana untuk mencapai tujuan (power centered than
mendiskusikan masalah bangsa di dunia dan solusi yang accountable [amanah] orientation).
menguntungkan bagi masyarakat dunia. Keadaan paradoksal tersebut amat berbahaya kalau tidak
Habibie juga sering diundang menghadiri seminar segera kita sadari dan koreksi. Koreksi yang dapat kita lakukan
penting di berbagai belahan dunia, memberikan nasihat ialah dengan “penyembuhan” orientasi atau “pelurusan”
b .j .habibie:1998-1999
Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd 157 8/21/14 1:16 PM