Page 166 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 166

166











            Pesantren Al Munawwir, Krapyak,
            Yogyakarta tempat dimana Abdurrahman
            Wahid juga menempuh pendidikan agama
            tahun 1954 (Sumber: ANTARA)





            agama di Pesantren Al Munawwir, Krapyak. Ia belajar bahasa  dan tulisan Lenin, What is To be Done. Gus Dur pun sangat
            Arab di bawah bimbingan secara khusus dan langsung oleh  menikmati limpahan bacaan yang terdapat di toko buku loak
            K.H. Ali Maksum, Pendiri Pesantren. Ia sangat menyayangi  Yogyakarta, seperti karya William Bochner, John Steinbeck,
            dan menghormati  Gus Dur, karena  faktor  Sang Kakek. Di  William Faulkner, Johan Huizinga, Andre Maltraux, Ortega
            sini Gus Dur diizinkan  belajar  ilmu-ilmu  tasawuf yang  jauh  Y.  Gasset,  Mao Tse Tung,  maupun  Antonio  Gramsci.
            mendahului  santri-santri lain. Dia  diberi  tempat  khusus  di  Sebenarnya, buku-buku ini bukan bacaan buat anak-anak
            ruang dalam dengan lemari khusus untuk menyimpan buku-  remaja seusia Gus Dur; tetapi Gus Dur membuktikan bahwa
            buku  Barat. Buku-buku  itu dijaga  secara ketat agar  tidak  dia memiliki hobi membaca yang begitu luar biasa, sehingga
            dibaca oleh para santri lainnya. Karena buku yang dibaca Gus  buku apapun dibacanya. Gus Dur juga menggemari berbagai
            Dur pada umumnya  dianggap  “terlarang” bagi para santri.  macam cerita silat dan memetik kearifan dari dalamnya. Di
            Gus Dur menamatkan pendidikan SMEP di Yogyakarta pada  sana secara khusus Gus Dur memetik pelajaran mengenai
            tahun 1957.                                         kesetiaan seorang murid kepada gurunya. Kecuali itu,
               Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar memang memberi  dia belajar mengenai berbagai macam nilai dan wujud
            dorongan kuat untuk mengembangkan intelektualitas  Gus  kebajikan, yang diunggulkan di dalam hidup.
            Dur melalui  kemudahan  mengakses buku-buku  bacaan    Disamping  buku serial  silat-silat  China,  Gus Dur  juga
            bermutu dan novel-novel dari pengarang dunia dari pelbagai  menggemari filmnya, drama-musik India, dan film bertema
            bahasa seperti Inggris, Perancis, dan Belanda.  Sebagai  Perang  Dunia  II. Gus Dur  juga  gemar  melakukan  kegiatan-
            remaja, Gus Dur sudah membaca novel Andre’ Gide La Potre  kegiatan  kebudayaan,  dengan menonton  berbagai  jenis
            Etroite. Atau karya Ernest Hemingway, The Old Man and The  film di gedung-gedung bioskop yang ada di Yogjakarta pada
            Sea dan karya  Turgenev  Captain’s Daughter. Karya-karya  waktu itu.
            pengarang  terkemuka  Rusia  juga  dibaca  Gus Dur, seperti   Gus Dur sangat menyukai semua jenis musik klasik dan
            karya Pushkin, Tolstoy, Dostoyevsky, Gogol, dan Sholokov.  bisa hafal dengan baik setiap corak musik tersebut dan tahu
               Lewat perantaraan gurunya,  Gus Dur juga berkenalan  dengan  baik  pula  kelemahan  maupun  kekuatan  masing-
            dengan pemikiran para filosof dan pemikir besar dunia  masing. Seorang sahabat ayahnya, orang Jerman bernama
            seperti  Socrates, Plato, dan  Aristoteles. Di saat yang  Williem Iskandar Bueller yang telah masuk Islam, kabarnya
            sama,  Gus Dur menggeluti karya Karl Marx,  Das Kapital,  memiliki pengaruh pada Gus Dur dalam urusan musik klasik



            ABDURRAHMAN W AHID:1999-2001



   Presiden RI FINAL REVISI 20082014 CETAK_130%_03_RevSBY_M5.indd   166                                              10/22/14   10:25 AM
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171