Page 169 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 169

Gus Dur di depan patung sphinx,
                                                      di mesir, 13 Januari 1964 (sumber:
                                                      arsip Keluarga Gus Dur).





                                                                                                                           169























                 nilai-nilai kemanusiaan ini yang membuat Gus Dur tampak  ia menghabiskan beberapa hari lamanya menempuh
                 istimewa di dalam perjuangannya kelak sesudah pindah ke  peziarahan puluhan kilometer.
                 Jakarta  dan menjadi tokoh  pejuang kemanusiaan.  Dengan   Pengalaman  Gus Dur yang berpindah  dari satu
                 kata lain, perjumpaan antara ajaran-ajaran dunia pesantren  pesantren  ke  pesantren yang lain,  dari  kota satu  ke  kota
                 yang disebut “elemen tradisional” dan pendidikan di sekolah  yang lain, menjadi pengalaman perjalanan awal sebelum ia
                 umum,  yang  disebut  “elemen modern dan  barat”, telah  melanjutkan  pendidikan  tinggi. Pada tahun 1964  Gus Dur
                 berhasil membangun watak dan sikap kosmopolitan di dalam  mendapat  beasiswa untuk kuliah  di  universitas  al-azhar,
                 diri Gus Dur. Dengan begitu tidak mudah untuk memisahkan  Kairo, mesir, mengambil spesialisasi bidang syari’ah. Di Kairo
                 islam, nasionalisme, dan kemanusiaan di dalam diri Gus Dur,  ini,  Gus Dur  jarang mengikuti  kuliah  formal  di kampus,  ia
                 karena keislaman memang penuh dengan kemanusiaan dan  lebih suka menyusuri dunia buku secara intens karena materi
                 nasionalisme yang begitu kental. unsur - unsur inilah yang  kuliah  tidak  berbeda  dengan  kitab-kitab  yang dipelajari  di
                 kelak, sesudah memasuki perjuangan kebangsaan di zaman  pesantren.
                 orde  baru,  merupakan  “special  stamp”  yang melekat  di    Gus Dur selalu pergi bersama sahabatnya mustofa bisri
                 dalam pribadi Gus Dur.                              (yang kini dikenal sebagai Gus mus atau Kiai mustofa bisri
                                                                     dari  rembang).  mereka  berangkat  ke  kampus  tetapi  tidak
                 PEmATANGAN DIRI DI mESIR, IRAK, DAN EROPA           sampai di kampus, mereka pergi ketempat lain atau nonton
                    Gus Dur adalah seorang peziarah yang tekun dan gigih.  bioskop, tidak mengikuti kuliah. Gus Dur pernah menyatakan
                 Peziarah berbeda dengan pelancong. Peziarah melakukan  menempuh  pendidikan  tidak  harus lulus  dan  tidak  harus
                 perjalanan dengan niat awal mencari pemenuhan dahaga  memiliki ijazah. baginya, sekolah itu merupakan usaha untuk
                 ruhaniah dan pengetahuan lewat pengalaman. sementara  menjadi  orang pandai,  syukur pula  bila  sesudah  menjadi
                 pelancong melakukan perjalanan untuk memenuhi rasa  orang pandai juga dapat menjadi orang bijak. Gus Dur diakui
                 kesenangan. Gus Dur misalnya, untuk bisa menghafalkan  dunia  dan memperoleh  setidaknya tujuh penghargaan
                 teks  arab klasik melakukan peziarahan dengan berjalan  keilmuwan berupa gelar doctor honoris causa dari berbagai
                 kaki ke makam-makam kiai di daerah selatan  Jombang.  universitas kelas dunia.  satu  di antara ketujuh universitas
                 agar tak banyak orang mengenalinya sebagai cucu  itu ialah universitas al-azhar di Kairo, mesir. Dalam pidato
                 pendiri  nu,  Gus Dur menempuh rute yang tak biasa.  sambutannya di depan dewan guru besar dan seluruh hadirin



                 ABDURRAHMAN W AHID:1999-2001



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   169                                                 8/21/14   1:17 PM
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174