Page 291 - MODUL SENI RUPA 2&3 DIMENSI
P. 291

Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK C




                             4) Mempraktikan  pengetrahuan  dan  pengalaman  tersebut  (applying

                                knowledge)
                             5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge)


                             Peran Guru dalam pembelajaran kontektual
                             Setiap  siswa  mempunyai  gaya  yang  berbeda  dalam  belajar.  Perbedaan
                             yang  dimiliki  siswa  tersebut  dinamakan  sebagai  unsur  modalitas  belajar.

                             Ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestis.
                             Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, sedang tipe auditorial

                             adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat pendengarannya, dan
                             tipe  kinestetis  adalah  tipe  belajar  dengan  cara  bergerak.  Sehubungan
                             dengan hal itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap

                             guru ketika menerapkan strategi pembelajaran kontekstual, yaitu:
                             1) Siswa harus dipandang sebagai individu yang sedang berkembang
                             2) setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan

                                penuh tantangan
                             3) belajar  bagi  siswa  adalah  proses  mencari  keterkaitan  atau
                                keterhubungan  antara  hal-hal  yang  baru  dengan  hal-hal  yang  sudah

                                diketahui
                             4) belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada.


                           g.  Strategi pembelajaran afektif
                             Strategi  pembelajaran  afektif  memang  berbeda  dengan  strategi

                             pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai
                             (value), yang sulit diukur, karena menyangkut kesadaran seseorang yang

                             tumbuh  dari  dalam  diri  siswa.  Dalam  batas  tertentu  memang  afetif  dapat
                             muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai
                             pada  kesimpulan  yang  bisa  dipertanggung  jawabkan  membutuhkan

                             ketelitian dan observasi yang terus menerus, hal ini tidaklah mudah untuk
                             dilakukan.  Apabila  menilai  perubahan  sikap  sebagai  akibat  dari  proses
                             pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah tidak bisa disimpulkan bahwa

                             sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan
                             santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
                             dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga


                       44
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296