Page 271 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 271

melawan perbudakan, penjara, dan   sebagai imbalan dalam melakukan   membantu penyelenggaran sekolah   dengan pejabat-pejabat di Ternate dan
 pengurusan anak terlantar. Hal ini   pekabaran Injil. Mereka mengabarkan   di Batavia, sedangkan Ottow pergi ke   Tidore. Di Ternate banyak orang yang
 sesuai dengan pemikiran Heldring yang   Injil sembari bertukang untuk   Kampung Makassar untuk membuka   menyarankan agar Ottow dan Geissler
 tertarik pada masalah kemasyarakatan   memenuhi kebutuhan hidupnya.   sekolah bagi anak-anak Tionghoa dan   membatalkan rencana itu karena
 dan pendirian lembaga sosial dan   Setelah Heldring tiba di Nederland,   Sunda (Kamma, 1981).  banyak berita buruk dan mengerikan
 amal. Menindaklanjuti rencana   Gossner mengabarinya bahwa Gossner   yang sering diterima, seperti peristiwa
 Heldring untuk mengutus keluarga   mempunyai 3 calon zendeling tukang   Penguasa Hindia Belanda di Batavia   perompakan dan pembunuhan yang
 atau perorangan Kristen untuk   yang siap diutus ke Pulau Jawa.   memberikan izin kepada Ottow dan   dilakukan oleh orang-orang Papua.
 mengabarkan Injil, pada tahun 1848   Gossner mengirimkan calon zendeling   Geissler untuk melakukan pekabaran   Pada awalnya Pendeta Höveker juga
 Heldring menyebarluaskan panggilan   tukang secara terus-menerus ke   injil. Namun, ijin yang diberikan itu   keberatan, karena besar resikonya dan
 pertama ke seluruh Negeri Belanda   Hemmen. Di antara yang dikirimkan   hanya berlaku sampai di Ternate.   tidak adanya perlindungan di daerah
 untuk mendapatkan orang yang   Gossner itu ada calon zendeling tukang   Menurut para pejabat di Batavia,   yang belum didirikan pos pemerintahan
 bersedia diutus untuk pekabaran Injil.   yang diutus ke Papua yaitu Ottow dan   secara formal Sultan Tidore yang   itu. Akan tetapi Ottow dan Geissler
 Usahanya itu mengalami kegagalan.   Geissler. Ottow dan Geissler tiba di   mempunyai kedaulatan atas penduduk   tetap tidak mau mengurungkan niatnya
 Dengan perasaan yang hampir putus   Hemmen pada April 1852. Kemudian   dan wilayah Papua. Oleh karena   itu, dan bahkan mereka berpendapat
 asa, Heldring menemui Gossner yang   pada tanggal 25 Juni 1852 mereka   itu, Ottow dan Geissler tidak dapat   bahwa adalah kehendak Tuhan mereka
 berhasil mengumpulkan anak-anak   diberangkatkan dari Belanda menuju   langsung berangkat ke Papua. Mereka   pergi ke Papua (Kamma, 1981).
 muda, mendidik dan mengutus mereka   Pulau Jawa. Mereka tiba di Batavia   diberangkatkan ke Ternate dengan
 untuk melakukan pekabaran Injil.   (sekarang Jakarta) pada 7 Oktober   perlengkapan yang disediakan oleh   Ottow dan Geissler membutuhkan
 Pada pertemuan itu, Gossner berjanji   1852 (Kamma, 1981).  Perhimpunan Pekabaran Injil di Jawa.   surat jalan dari Sultan Tidore, karena
 untuk mengirimkan seorang calon   Pada 9 Mei 1854 mereka bertolak dari   secara formal Sultan Tidore yang
 zendeling tukang yang dapat diutus ke   Pada saat itu Pulau Jawa merupakan   Batavia menuju ke Ternate dan tiba   mempunyai kedaulatan atas penduduk
 Pulau Jawa. Zendeling tukang adalah   pangkalan para utusan pekabar   pada 30 Mei 1854 di Ternate. Selama   dan wilayah Papua. Kedua penginjil
 para penginjil yang dibekali keahlian   Injil sebelum dikirim ke wilayah   di Ternate, Pendeta J. E. Höveker yaitu   itu membutuhkan kesediaan dan
 bertukang, sehingga dalam melakukan   pelayanannya di luar Jawa. Demikian   pendeta dari Indische Kerk atau Gereja   kerjasama Residen, karena hanya
 pekabaran Injil di wilayah tempatnya   juga Ottow dan Geissler sebelum diutus   Hindia Belanda, membantu agar   dengan perantaraannya dapat
 berkarya, para penginjil mampu   ke Papua, harus menunggu izin dari   keberangkatan kedua penginjil itu ke   diperoleh surat jalan dari Sultan Tidore.
 memenuhi kebutuhan hidupnya dari   Pemerintah Hindia Belanda apalagi   Papua dapat dilaksanakan. Pendeta itu   Residen mengadakan percakapan
 keahliannya di bidang pertukangan.   mereka yang bukan warga negara   berupaya mencari informasi dari para   pribadi dengan Sultan Tidore agar
 Mereka mencari nafkah dengan   Belanda yaitu warga negara Jerman.   pedagang di berbagai perusahaan yang   Sultan memberikan surat jalan kepada
 menjual jasa di bidang pertukangan.   Selama di Pulau Jawa Ottow dan   dengan teratur mengunjungi Papua   kedua penginjil itu. Residen menduga
 Dengan demikian, para Zendeling   Geissler belajar bahasa Melayu dan   dan membicarakan rencana Ottow   bahwa Sultan Tidore tidak akan
 tukang tidak mengharapkan gaji   bahasa Belanda. Selain itu, Geissler   dan Geissler untuk menetap di Papua   memberi ijin apabila diketahui Ottow



                                                                                        25
 25  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  2555
 2544
   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276