Page 15 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 15

bantuan  global,  tetapi  mereka  sibuk  mengais  keuntungan  di
               tengah situasi kacau-balau.
                  Hanya satu alasan kenapa aku menghadiri konferensi ini, me-

               luangkan satu jam menjadi pembicara: bayarannya mahal. Alasan
               paling masuk akal bagi seluruh umat manusia.
                  ”Si  Om Teroris  ini—maaf,  saya  bosan  menyebutnya  dengan
               krisis  ekonomi  global,  subprime  mortgage,  atau  apalah  nama
               binatang  itu,  terlalu  panjang  dan  mual  mendengarnya—setiap
               hari  ada  di  televisi,  koran,  radio,  internet,  bahkan  sopir  taksi
               tidak ketinggalan. Saya akan menyebutnya dengan Om Teroris
                             pustaka-indo.blogspot.com
               saja. Ada yang keberatan?” Aku memulai sesi pagi dengan santai,
               bertopang dagu.
                  Peserta konferensi antarbangsa tertawa.
                  ”Ya,  ya,  saya  tahu  di  pojok  sana  keberatan.”  Aku  pura-pura
               memasang wajah serius. ”Tetapi di dunia dengan sistem ekonomi
               saling  bertaut,  tidak  ada  batas  pasar  modal  dan  pasar  uang,
               krisis seperti ini lebih menakutkan dibanding teror dari ekstrem
               kanan  atau  ekstrem  kiri.  Kita  tidak  pernah  melihat  indeks
               saham  terjun  bebas  seperti  hari  ini  ketika  dulu  menara WTC
               dihancurkan, bukan? Bahkan indeks tidak berkedut ketika kapal
               selam nuklir Soviet memasuki perairan Amerika di  era perang

               dingin. Hari ini, semua orang panik, satu per satu seperti anak
               kecil  menunggu  jatah  permen,  perusahaan  raksasa  mendaftar
               perlindungan  kebangkrutan,  dan  harga  surat  berharga  menjadi
               sampah, tidak lebih dari harga selembar kertas folio kosong.”
                  Aku  ekspresif  menjentik  selembar  kertas,  membiarkannya
               jatuh dari atas meja.
                  ”Orang-orang  kehilangan  dana  pensiun,  jaminan  kesehatan,
               tabungan  puluhan  tahun,  dan  rencana  pendidikan.  Kita  amat

                                           13




       Isi-Negeri Bedebah.indd   13                                  7/5/2012   9:51:06 AM
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20