Page 16 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 16

tahu,  untuk  orang-orang  seperti  kita,  inilah  teror  sebenarnya.
               Rasa  cemas  atas  masa  depan.  Detak  jantung  mengeras  setiap
               kali melihat tukikan grafik harga, potensi kehilangan kekayaan,

               tidak  bisa  tidur,  bahkan  satu-dua  eksekutif  puncak  memilih
               bunuh diri.”
                 Peserta  konferensi  antarbangsa  takzim  mendengarkan.  Aku
               diam sebentar, meraih gelas air mineral, senang memperhatikan
               wajah-wajah menunggu mereka.
                 ”Sayangnya,”  aku  meremas  rambutku,  menghela  napas, ”Om
               Teroris yang satu ini tidak bisa ditusuk dengan pisau. Presiden
               kalian,  maksud  saya  presiden  di  meja  pojok  sana,  bisa  dengan
               mudah mengirim ribuan tentara, pesawat tempur, tank, bahkan
               kapal  induk  untuk  memburu  satu  orang  teroris.  Khotbah
               tentang  preventive  strike  memberikan  rasa  aman  bagi  segenap
               rakyat,  mencegah  teror  meluas.  Sial,  Om Teroris  yang  satu  ini
               bahkan tidak bisa dipegang batang lehernya.
                 ”Bukan  karena  dia  tidak  bisa  dilihat,  tentu  saja  muasal  ke-
               kacauan  pasar  modal  dan  pasar  uang  kita  amat  terlihat,  tidak
               susah mengurai benang kusutnya. Kita tidak bisa menusuknya,
               karena kalau itu dilakukan, kita semua di sinilah yang pertama
               kali  tertikam.  Kitalah  yang  terlalu  serakah  dan  kreatif  men-

               ciptakan pola transaksi keuangan, membiarkan bahkan membuat
               nilai aset menggelembung tidak terkendali, mengabaikan risiko
               sebesar  Gunung  Everest  di  depan  hidung.  Peduli  setan?  Se-
               panjang bonus tahunan terus membubung dan semua fasilitas—
               pesawat  jet  perusahaan,  hotel  terbaik,  liburan  berkelas—tetap
               ada. Temuan audit pun dibungkus sebaik mungkin. Peringatan
               awal dianggap angin lalu. Mulailah kita terbiasa mematut infor-
               masi, memabrikkan kemasan, melupakan bahwa itu semua ada

                                          14




       Isi-Negeri Bedebah.indd   14                                  7/5/2012   9:51:06 AM
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21