Page 323 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 323
ENGAN suara sirene meraung, mobil patroli yang di-
kemudikan Rudi menikung tajam menaiki fly over menuju tol
bandara.
Kalimat pertanyaanku kepada Rudi—yang hendak kutanyakan
sejak kabur dari gedung perkantoran—tertahan sejenak. Telepon
genggamku bergetar lebih dulu.
Ram. Nama Ram muncul di layar sentuh.
”Halo, Thomas. Kau ada di mana sekarang?”
”Di mobil polisi,” aku menjawab pendek. Rasa-rasanya, dua
hari terakhir, pertanyaan pembuka telepon Ram selalu ”kau ada
di mana”.
”Mobil polisi?” Suara Ram terdengar kecut.
”Semua baik-baik saja, Ram. Tidak selalu apa yang kaudengar
seburuk yang sebenarnya.”
”Eh, tapi mobil polisi?”
”Kau ada kabar apa?” aku memotong, malas menjelaskan.
”Baik,” Ram diam sejenak, ”nasabah besar Bank Semesta su-
321
Isi-Negeri Bedebah.indd 321 7/5/2012 9:51:13 AM